Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik dari Anies untuk Agus dan Ahok

Kompas.com - 29/11/2016, 10:08 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengkritik program pesaingnya pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Agus Harimurti Yudhoyono dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Menurut Anies, program Agus soal pemberian Rp 1 miliar per RW setiap tahun yang disebut untuk pemberdayaan komunitas bukanlah cara memajukan warga Jakarta. Anies menilai program itu hanya janji kampanye.

"Seakan-akan warga Jakarta murah bener. Enggak, kami tak mau membeli. Kami ingin menghormati warga Jakarta," kata Anies, di Rusunawa Bumi Cengkareng Indah (BCI), Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (28/11/2016).

Anies memastikan tak akan menjalankan program bantuan uang seperti Agus karena setiap RW memiliki kebutuhan dan jumlah RT berbeda-beda.

"Kalau calon lain bilang Rp 1 Miliar (Per RW). Kalau (Anies-Sandi), ibu butuhnya Rp 1,2 miliar, dibantu Rp 1,2 miliar. Kalau ibu butuhnya Rp 1,5 miliar, kami kasih Rp 1,5 miliar," kata Anies.

Anies juga mengkritik Ahok dengan menyinggung rendahnya serapan anggaran Pemprov DKI Jakarta dan tak berjalannya program penanggulangan banjir.

Anies menuturkan, berdasarkan data yang diperolehnya, serapan anggaran DKI pada 2015 hanya 68 persen. Sementara serapan anggaran 2016 hingga November baru 34 persen.

Anies menganalogikan bila kondisi itu terjadi di dalam suatu perusahaan, maka pimpinan perusahaannya akan diganti karena gagal menyelesaikan target 100 persen program.

Anies menambahkan, saat dirinya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serapan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selalu lebih dari 90 persen. Dia tak sependapat jika rendahnya serapan anggaran disebut sebagai efisiensi.

"Bapak kalau menilai seorang gubernur gampang sekali, Bapak lihat rencana kerjanya apa. Terus bandingkan dengan yang terlaksana," kata Anies kepada warga.

(Baca: Jika Jadi Gubernur, Anies Akan Tempel Foto dan Nomor Kontak Kepala Dinas)

Menurut Anies, rendahnya penyerapan anggaran tersebut berimbas tak berjalannya beberapa program. Salah satu program yang tak berjalan dengan baik adalah penanggulangan banjir.

Menurut dia, hanya 35 persen program berjalan dari dari 100 persen program penanggulangan banjir.

Menurut Anies, program penanggulangan banjir di Jakarta juga tidak merata karena hanya fokus pada pembersihan sungai.

"Nah yang 65 persen yang gorong-gorong di kampung-kampung tidak kelihatan (dibersihkan) tuh, karena tidak menarik perhatian, nah di situ yang macet," ucap Anies.

Kompas TV Anies Janjikan Lingkungan Ramah Perempuan & Lansia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com