Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus: Rp 1 Miliar Per RW Bukan Uang Pribadi, Bukan "Money Politic"

Kompas.com - 03/12/2016, 13:17 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono, kembali menegaskan bahwa program Rp 1 miliar per RW per tahun dari pihaknya bukan bentuk politik uang.

Hal itu dijelaskan Agus saat berkampanye ke pertokoan dan rumah makan di Jalan Niaga, Muara Karang, Jakarta Utara, Sabtu (3/12/2016) pagi.

"Sudah dijelaskan itu bukan money politic. Itu program dan itu bukan uang pribadi saya dan Mpok Sylvi. Bukan Bapak, Ibu, pilih saya terus dikasih uang, bukan begitu. Ini untuk pemberdayaan komunitas. Rp 1 miliar per RW itu adalah semacam pagunya," kata Agus.

Agus menuturkan, pihaknya hanya menentukan besaran bantuan dana yang disediakan untuk tiap RW per tahun senilai Rp 1 miliar. Dari pagu tersebut, masyarakat yang berbasis komunitas di tiap RW dapat menggunakan dana itu sesuai kebutuhan mereka yang berbeda-beda di tiap lokasi.

"Bisa saja di RW ini warganya mau benerin jalan atau bisa juga di RW satunya warga mau bikin lapangan voli buat olahraga. Jadi, bukan uang terus dibagi rata, bukan seperti itu. Mereka bisa berkreasi dan menentukan kebutuhan apa yang paling mendesak di sana. Itu semua prioritas yang diketahui komunitas di bawah," tutur Agus.

Terkait dengan pernyataan Bawaslu DKI Jakarta yang menyebut program tersebut diduga melanggar, Agus mengungkapkan timnya telah menjelaskan kepada Panwaslu dan KPUD DKI Jakarta.

Temuan dugaan pelanggaran yang awalnya bahkan dikatakan sebagai bentuk politik uang ini masih dibahas di KPUD DKI dan belum didapat kesimpulan dari pembahasan tersebut.

Pihak Bawaslu sebelumnya telah melimpahkan dugaan pelanggaran ini ke KPUD DKI karena merupakan masalah administrasi dan wewenang KPUD untuk menetapkan pelanggaran sekaligus memberikan sanksinya nanti.

(Baca juga: Tim Agus-Sylvi: Janji Rp 1 Miliar Per RW Bukan "Money Politics")

 

Kompas TV Agus Janji Tata Pasar dengan Lebih Humanis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com