Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Anies-Sandi Kritik Lembaga Survei

Kompas.com - 05/12/2016, 13:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Sekretaris tim pemenangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Syarif, mengkritik lembaga yang melakukan survei terkait kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dalam hasil survei yang disampaikan beberapa lembaga survei, pasangan Anies-Sandiaga menempati posisi terbawah dibandingkan pasangan calon gubernur-wakil gubernur Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni atau pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

"Yang pertama, saya belum pernah menemukan lembaga survei yang sampelnya di atas 1.000 sampel responden, padahal itu yang sebetulnya lebih mendekati akurat dan valid. Kalau survei sampel di bawah 1.000 itu akan memengaruhi margin error dan swing voter-nya, kalau saja sampelnya ditarik lebih besar, maka margin error-nya kecil," kata Syarif kepada Kompas.com, Senin (5/12/2016).

(Baca: Charta Politika: Agus-Sylvi 29,5 Persen, Ahok-Djarot 28,9 Persen, Anies-Sandi 26,7 Persen)

Syarif menilai hasil survei bukan satu-satunya acuan dalam pilkada. Menurut dia, hasil survei hanya sebuah referensi.

"Nah, referensi ini buat memacu kami mana saja yang kurang dan sudah lebih. Kalau yang kurang ya harus ditutupi," kata Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta itu.

Dalam tiga survei yang dilakukan Indikator, Poltracking Institute, dan Charta Politika, elektabilitas Anies-Sandiaga ada di posisi ketiga.

Berdasarkan survei Charta Politika, elektabilitas pasangan Agus-Sylvi mencapai 29,5 persen, disusul Ahok-Djarot 28,9 persen dan Anies-Sandiaga 26,7 persen.

Lalu menurut survei Indikator, elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 30,4 persen, Ahok-Djarot 26,2 persen, dan Anies-Sandi  24,5 persen.

Adapun berdasarkan hasil survei Poltracking Institute, elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 27,29 persen, Ahok-Djarot sebesar 22 persen, dan Anies-Sandi sebesar 20,42 persen.

Menanggapi hasil survei ini, tim pemenangan tidak akan mengubah strategi kampanye Anies-Sandiaga. Sebab, kata Syarif, hasil survei tidak berbanding lurus dengan apa yang telah dilakukan Anies-Sandiaga selama masa kampanye.

"Pertanyaan saya, ada apa dengan masyarakat dan lembaga survei? Mungkin karena pengambilan sampel kurang dari 1.000 dan masyarakat tidak terakomodasi dalam sampel itu. Padahal, kalau kami melihat Anies-Sandi turun di lapangan, resonansi dan getaran mereka ketika bertemu warga sangat berbeda," kata Syarif.

(Baca: Jika Terpilih, Anies-Sandi Lanjutkan Dana Hibah bagi Bamus Betawi)

Syarif menilai, hasil survei ini tidak mewakili masyarakat. Selain pengambilan sampel tidak mencapai 1.000, pertanyaan yang diajukan juga tidak spesifik.

Meski demikian, Syarif optimistis Anies-Sandi dapat mencuri hati masyarakat dan memenangi kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Kan pertanyaannya, kalau pilkada hari ini, siapa yang dipilih. Pertanyaannya bukan siapa yang dipilih pada 15 Februari (hari pemungutan suara)," kata Syarif.

Kompas TV Anies Baswedan Janjikan Lapangan Pekerjaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com