Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Aset Sanusi Ditanya Satu Per Satu

Kompas.com - 05/12/2016, 15:41 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa penuntut umum menanyakan satu per satu asal usul aset mantan anggota DPRD DKI Mohamad Sanusi yang diduga berasal dari hasil pencucian uang. Aset berupa tanah, bangunan, dan kendaraan bermotor itu disebut berasal dari perusahaan rekanan Dinas Tata Air DKI.

Jaksa bertanya tentang asal-usul apartemen SOHO yang dimiliki Sanusi. Sanusi mengatakan apartemen tersebut dia beli atas nama dirinya sendiri. Kata Sanusi, Direktur Utama PT Wirabayu Pratama, Danu Wira, beberapa kali membayarkan cicilan apartemen tersebut.

Namun, Sanusi menegaskan uang tersebut merupakan miliknya karena Danu memiliki utang kepada dia.

"Apartemen SOHO itu atas kesepakatan saya dan Danu bahwa itu pengembalian utang Danu," ujar Sanusi dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Senin (5/11/2016).

Sanusi bercerita Danu pernah mengajaknya berinvestasi dalam usaha tambang dan batu bara di Kalimantan sebesar Rp 3 miliar. Namun usaha tersebut gagal dan ada kesepakatan bahwa Danu harus mengembalikan uang kepada Sanusi sebesar Rp 4 miliar.

Uang tersebut dikembalikan dengan cara dicicil. Sanusi mengatakan cicilan utang itu dibayar oleh Danu dengan membayar sejumlah asetnya. Sanusi mengatakan Danu juga pernah membayar satu kali cicilan apartemen di Vimala Hills.

Pembayaran itu juga termasuk cicilan utang Danu. Meski hanya satu kali membayar cicilan apartemen Vimala Hills, nama Danu tercatat membayar cicilan apartemen itu di bulan selanjutnya.

Sanusi mengatakan hal itu karena dia selalu membayar dalam bentuk cash ke bank. Dia tidak tahu jika pihak bank melanjutkan menggunakan nama Danu seperti pembayaran cicilan awal.

Setelah utang Danu lunas, Sanusi mengatakan dia juga pernah meminta Danu meminjamkan uang dan membayar pembelian apartemen Residence 8 di Senopati.

Sanusi mengatakan apartemen itu dia beli karena ada orang yang menjual dengan harga murah. Dia membeli apartemen itu dengan maksud dijual lagi dengan harga yang lebih menguntungkan.

"Saya bilang ke Danu buat bayarin dulu. Saya memang sering begitu. Kalau dia pinjam saya juga suka kasih. Sekarang sudah saya balikin bulan Desember 2015," ujar Sanusi. (Baca: Penjelasan Sanusi soal Dua Rumah untuk Istri-istrinya yang Dibayar oleh Pengusaha)

Sanusi mengatakan hubungannya dengan Danu Wira adalah teman baik. Keduanya sudah berteman sejak masih di bangku kuliah. Sanusi mengaku sudah sering meminjam uang kepada Danu tanpa dicatat, begitupun sebaliknya.

Dia mengatakan pinjaman anatara mereka berdua atas dasar saling percaya. Hubungan Sanusi dan Danu Wira disorot dalam persidangan karena perusahaan Danu merupakan rekanan Dinas Tata Air DKI.

Sanusi sendiri berada di Komisi D DPRD DKI yang merupakan mitra Dinas tata Air DKI. Sanusi didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang. Dia diduga melakukan pencucian uang dengan membeli lahan, bangunan, dan kendaraan bermotor.

Kompas TV Sidang Suap Reklamasi Hadirkan Istri Sanusi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com