Setelah Thamrin City ramai, pedagang yang semula menunggak itu langsung ingin kembali membeli.
Mereka pun harus membayar tunggakan selama ini dengan harga yang kembali disesuaikan. Sanusi mengakui, uangnya menjadi sangat banyak setelah Thamrin City ramai.
"Banyak sekali, Pak, sampai saya bilang ini duit buat apa. Duitnya banyak banget. Akan tetapi, kan ini bukan kejadian baru, dapatnya itu setelah saya jual toko enggak ada yang bayar. Kemudian, Thamrin City ramai, baru deh tuh pedagang," ujar Sanusi.
"Itulah keuntungan yang saya dapat setelah saya bersabar ngurusin Thamrin City," tambah Sanusi.
Aset bertambah
Sanusi kemudian membacakan nilai asetnya yang tercantum di laporan SPT pajaknya sejak 2009 hingga 2015.
Sanusi mengatakan, pada 2009, nilai asetnya sebesar Rp 3,8 miliar. Pada akhir 2015, nilai asetnya meningkat hingga Rp 22,5 miliar.
(Baca juga: Penjelasan Sanusi soal Dua Rumah untuk Istri-istrinya yang Dibayar oleh Pengusaha)
Dalam SPT tersebut, peningkatan nilai aset ini terjadi karena Sanusi menjual rumah dan vilanya pada tahun 2011.
Dari penjualan itu, Sanusi mendapat keuntungan sebesar Rp 1,3 miliar. Selain itu, Sanusi memiliki apartemen yang disewakan sejak tahun 2013.
Sanusi memperoleh keuntungan sebesar Rp 670 juta dari penyewaan apartemen selama 3 tahun. Pada 2013, dia juga pernah menjual lahan dan memperoleh keuntungan Rp 800 juta.
Sanusi juga memperoleh penghasilan dari hasil penjualan 96 kios di Thamrin City sebesar Rp 9,6 miliar, di luar uang geser. Belum lagi, angka itu ditambah piutang teman-temannya dan hasil jual beli saham.
Sanusi mengatakan, uang itulah yang dia gunakan untuk membeli banyak aset. Memang, pembelian beberapa aset tersebut dibayarkan temannya yang seorang pengusaha.
Salah seorang teman Sanusi, yakni Direktur Utama PT Wirabayu Pratama Danu Wira, tercatat membayarkan sejumlah aset Sanusi.
"Tapi itu uang saya karena dia punya utang kepada saya," ujar Sanusi.
(Baca juga: Sanusi: Danu Wira Tak Janjikan Apa-apa, Banyakan Juga Duit Saya)
Ia mengatakan, saat ini dia tidak bisa mendirikan bangunan baru. Dia lalu menyiasati agar uangnya terus berputar dengan cara membeli tanah dan bangunan, kemudian menjualnya kembali.