"Iya, biar hemat duit, ya," jawab Ahok.
(Baca juga: Ahok: Orang Tuduh Saya Gubernur Pengembang, padahal Banyak Pengembang Benci Saya)
Salah seorang warga, Suani, mengatakan bahwa poster Agus dan Sylvi itu ditempel ketika mereka berkampanye di lingkungan itu.
Sebelum poster Agus dan Sylvi, poster Anies dan Sandiaga sudah lebih dulu dipasang.
"Ini mereka mau hadir makanya dipasang. Pas sebelumnya Pak Sandiaga yang datang itu poster dipasang juga. Jadi ganti-ganti," ujar Suani.
"Kita mah menghargai saja siapa yang mau pasang poster," tambah Suani.
Namun, tidak ada pemasangan stiker atau pun poster ketika Ahok datang.
Menurut Suani, kedatangan Ahok begitu tiba-tiba dan tanpa persiapan. Ketika berjalan lebih jauh, suasana gang itu perlahan berubah.
Gang tersebut mulai dipenuhi dengan poster dan spanduk Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Sama seperti sebelumnya, Ahok tampak tak acuh dengan pemandangan itu.
Berkali-kali bertemu warga, hal yang dibahas Ahok adalah soal permasalahan banjir di kawasan itu. Ahok menelusuri penyebab banjir hingga mencari saluran airnya.
Ia kemudian menemukan bahwa banjir terjadi karena pengelola perumahan yang baru dibangun di sekitar permukiman warga tersebut memindahkan saluran air ke lingkungan warga.
Atas masalah ini, Ahok berjanji akan memeriksa izin pengembang perumahan itu setelah selesai cuti kampanye. Dia tidak sungkan membongkar jika pengembang memang bersalah.
Meskipun poster Anies-Sandiaga terpasang di kawasan itu, warga setempat tetap menyambut Ahok dengan hangat.
Beberapa warga mengelus pundak Ahok dan memintanya untuk bersabar. Warga lainnya mendoakannya Ahok agar kembali menang pilkada.
(Baca juga: "Pak Ahok Sabar Ya, Ini Cobaan..." )
Ahok sempat melakukan sesi wawancara di sebuah lapangan yang menjadi posko pendaftaran tim sukses Anies-Sandi. Spanduk Anies dan Sandi terpasang di area lapangan itu.
Di sana, Ahok kembali ditanya kenapa tidak ikut memasang poster seperti dua pasang calon lain.