Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sanggup Bayar Pajak, Perusahaan Ini Minta Ahok Beli Lahannya

Kompas.com - 07/12/2016, 16:06 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Pelayanan Pajak Jakarta Selatan menagih PBB kepada PT Tangkas Baru yang memiliki 2,4 hektar lahan di Jalan Damai Raya, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Rabu (7/12/2016).

Namun, ketika ditanya mengapa perusahaan tersebut menunggak pajak, Rizal Rusli, perwakilan dari perusahaan tersebut menceritakan sekelumit masalah yang dihadapinya dengan Pemprov DKI.

Ia bercerita bahwa pada tahun 2014, lahannya masuk dalam trase pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar jakarta W2 Utara ruas Kebon Jeruk-Ciledug. Oleh karena itu, ia tak membayar PBB karena lahannya akan dibebaskan oleh pemerintah.

"Ternyata trase jalan tol berubah, tapi lahan saya belum dihapus dalam trase sampai saat ini, jadi kami dipasung," kata Rizal.

Rizal menuturkan serentet upayanya. Mulai dari menemui Kepala Dinas Penataan Kota, Wali Kota Jakarta Selatan dan Jajarannya, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Kepala BPTSP, hingga Gubernur DKI Jakarta (saat ini nonaktif untuk kampanye) Basuki Tjahaja Purnama.

"Saya udah minta ke Pak Ahok, ini dibeli aja deh tanah saya karena enggak kuat bayar pajaknya. Pak Ahok akhirnya kasih disposisi tanggal 5 Agustus agar trasenya dihapus, kemudian dibangun Rusunawa dan tanahnya dibebaskan oleh SKPD terkait," kata Rizal.

Keuangan PT Tangkas Baru yang sedang bermasalah membuat perusahaan itu tak mampu membayar pajak. Perusahaan itu juga tak bisa menjual asetnya ke pihak swasta sebab tak ada pengembang yang bisa membangun selama lahan masih masuk dalam trase pembangunan.

"Kami akan bayar, tergantung Pemda. Kalau Pemda besok beli tanah saya, saya bayar. Atau potong aja utang saya dari duitnya Pemda, biar clear," ujar Rizal.

Mendengar penuturan Rizal, Kasudin Pelayanan Pajak Jakarta Selatan Johari mengatakan pihaknya akan melaporkan ini ke tim penagih pajak. Ia juga akan menanyakan kembali perihal rencana pembangunan Rusunawa dan pembebasan lahannya.

"Keputusan di tim apakah nanti akan ada upaya penagihan paksa sampai penyitaan, ya silakan. Di PT ini faktual kondisi keuangan memang tidak baik," kata Johari.

Kompas TV Apa Itu "Gijzeling"?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com