Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rachmawati Sebut Ingin ke DPR/MPR dengan 20.000 Orang untuk Serahkan Petisi

Kompas.com - 07/12/2016, 16:43 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rachmawati Soekarnoputri membantah pihaknya mempunyai niat untuk menduduki Gedung DPR/MPR pada saat 2 Desember 2016 lalu.

Rachmawati mengatakan, pihaknya berencana ke DPR/MPR untuk menyampaikan petisi untuk mengembalikan Undang-Undang Dasar 1945 kembali ke awal, sekaligus solidaritas aksi doa bersama pada 2 Desember.

Rachmawati menjelaskan, keinginannya untuk meminta agar UUD 1945 dikembalikan ke awal sudah dilakukan sejak tahun lalu ketika bertemu Ketua MPR Zulkifli Hasan.

Permintaannya itu terus berlanjut sampai ketika ia bertemu Zulkifli lagi di Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhamadyah (IMM).

Menurut Rachmawati, sebenarnya ia sudah membuat surat ke polisi untuk ke DPR/MPR.

"Kepada kepolisian, kami akan ke MPR dalam rangka solidaritas bela Islam dan kedua, tujuannya kembali ke UUD 45 dan menyampaikan petisi ke pimpinan DPR," kata Rachmawati dalam jumpa pers di kediamannya di Jalan Jatipadang Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2016).

Rachmawati mengakui, ia akan ke DPR/MPR dengan diikuti massa sekitar 10.000-20.000 orang. Massanya itu diklaim bagian dari aksi penyerahan petisi tersebut. Ia membantah bahwa massa itu untuk menunggangi aksi doa bersama di Monas.

"Saya coba mengatakan, kami jangan dituding menunggangi aksi GNPF. Ini aksi kami sendiri. Kalau meraka sendiri mau ke sana, itu urusan mereka," ujar Rachmawati.

Dia juga mengaku, sebelum datang untuk bawa petisi itu, ia menghubungi Ketua MPR Zulkifli Hasan. Ia menyatakan, untuk menyerahkan petisi, pihaknya yang akan meminta pimpinan DPR MPR yang keluar menemui.

"Kami tidak masuk ke Gedung DPR/MPR. Kami tetap berada di luar dalam rangka beri petisi ke DPR/MPR dan meminta pimpinan DPR/MPR itu menemui di luar gedung," ujar Rachmawati.

"Jadi, tidak ada upaya untuk kami menduduki Gedung DPR/MPR. Itu instruksi saya berikan berkali-kali, walaupun ada celotehan gini-gini, tidak," ujar dia.

Kompas TV Penanganan Tersangka Makar jadi Bahasan Kapolri dengan DPR
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com