Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Gus Soleh tentang Ahok Bangun Pesantren di Belitung Timur

Kompas.com - 09/12/2016, 11:07 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu ustaz asal Jawa Timur, Gus Sholeh, muncul di rumah pemenangan Ahok-Djarot di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat. Gus Sholeh curhat mengenai sosok Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Gus Sholeh menceritakan, awalnya ia belum mengenal Ahok. Ia bisa kenal Ahok dari adik perempuan Ahok bernama Fifi dalam kegiatan lintas agama.

Singkat cerita, Gus Sholeh menjadi bagian tim sukses Ahok di Pilkada Belitung Timur tahun 2005. Di situ ia melihat ada seruan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk tidak memilih Ahok.

"Setelah melihat surat yang ada, nah kok bisa ini negara Bhineka Tunggal Ika, kita sepakat mendirikan negara Indonesia, bukan negara agama, bukan negara sekuler, bukan negara komunis, tapi negara Pancasila," kata Gus Sholeh, di Rumah Lembang, Jumat (9/12/2016).

Akhirnya, Gus Sholeh menyampaikan kepada masyarakat Belitung Timur untuk memilih sesuai hati nurani.

"Kalau Ahok ini orang baik, silakan dipilih. Tapi kalau tidak, ya enggak usah dipilih, saya bilang begitu," ujar Gus Sholeh.

Gus Sholeh mengatakan, saat itu Ahok hanya didukung partai kecil, yakni PIB dengan 2 kursi, PNBK 1 kursi. Setelah menang, Gus Sholeh mengaku ditelepon Ahok. Hal pertama yang Ahok sampaikan yakni janjinya untuk mendirikan pesantren.

"Alhamdulilah, puji Tuhan, Gus, kita jadi membikin pesantren di Belitung Timur. Saya menang mutlak di Belitung," cerita Gus Sholeh.

Ia mengatakan, Ahok memberikan tanah negara 20 hektar untuk mendirikan pesantren tersebut. Pesantren itupun, lanjut Gus Sholeh, tidak dikuasainya. Pesantren itu diserahkan kepada kiai di Belitung Timur.

Oleh karenanya, Gus Sholeh tidak yakin Ahok berniat menistakan agama Islam. Menurut dia, kasus itu telah dipolitisir. Apalagi kalau melihat sepak terjang keluarga Ahok, baik ayahnya Ahok maupun adiknya.

"Karena saya tahu bagaimana Mbak Fifi (adik Ahok) begitu hebat membantu baik yang muslim atau bukan. Begitu juga bapaknya Ahok," ujar Gus Sholeh.

Gus Sholeh mengaku datang ke Rumah Lembang bukan karena undangan Ahok, tapi salah satu relawan pendukung Ahok-Djarot.

"Makanya saya datang bukan untuk yang lainnya. Tapi untuk mewujudkan yang saya diskusikan dengan Pak Ahok di waktu awal beliau menjadi Bupati di Belitung Timur. Mewujudkan sila ke-lima yakni mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Sementara Ahok yang berada di samping Gus Sholeh juga mulanya tidak tahu kedatangan teman lamanya tersebut.

"Tadi pagi aku agak pangling. Ini kayak Gus Sholeh. Saya itu enggak begitu suka memanfaatkan temen untuk kepentingan pribadi. Temen-teman kiai tidak ada satu pun yang saya ajak-ajak. Ini aja (Gus Sholeh) enggak kasih tahu saya, (tiba-tiba) nongol," ujar Ahok.

Kompas TV Jelang Sidang Perdana Kasus Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com