JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan alasannya tetap bertahan meskipun berada dalam kondisi yang tertekan. Ahok menyebut tidak pernah membenci siapa pun.
"Saya hanya bisa berpikir sederhana aja. Saya diajarin enggak pernah benci sama orang, memusuhi orang," ujar Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2016).
Ahok mengatakan, dia selalu memaafkan orang-orang yang kontra terhadapnya. Mantan bupati Belitung Timur itu mencoba memahami kondisi tersebut.
"Justru saya memaafkan orang-orang yang menentang saya karena bagi saya mungkin mereka enggak tahu kenapa dia seperti itu," kata dia.
Ahok kini tengah menjalani proses hukum dugaan penodaan agama yang menjadikannya terdakwa. Dia diduga menodai agama karena mengutip Surat Al Maidah ayat 51 dalam pidatonya saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.
Ahok didakwa dengan dakwaan alternatif antara Pasal 156 huruf a KUHP atau Pasal 156 KUHP tentang penodaan agama pada persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (13/12/2016) kemarin.
Ahok dan tim pengacaranya langsung mengajukan nota keberatan (eksepsi) atas dakwaan tersebut. Dalam eksepsinya, Ahok menjelaskan niatnya mengutip ayat suci saat pidato di Kepulauan Seribu bukan untuk menodai agama.
Ahok menyebut tidak mungkin menodai agama karena dia juga dibesarkan oleh keluarga angkat yang beragama Islam.
Sementara pengacara Ahok menyebut, proses hukum yang dijalani kliennya dipengaruhi oleh tekanan massa atau pengadilan oleh massa (trial by the mob).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.