Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/12/2016, 07:27 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut dirinya sebagai orang yang sangat jarang menangis. Dia hanya pernah menangis saat orangtuanya meninggal.

"Saya itu enggak pernah keluarkan air mata. Ketika ayah meninggal aja baru kita keluar air mata," kata Ahok, Rabu (14/12/2016).

Namun, proses hukum yang kini menjadikannya terdakwa dugaan kasus penodaan agama itu membuat hatinya luluh. Dia tak kuasa menahan air matanya saat membacakan nota keberatan (eksepsi) dalam persidangan. Kesedihan terus berlarut hingga sidang usai.

Ahok menunjukkan kesedihannya saat dipeluk kakak angkatnya, Nana Riwayatie. Hal lain yang membuat Ahok bersedih, waktu sidang perdananya digelar bertepatan dengan 19 tahun ayah kandungnya meninggal. Ia kembali teringat sosok ayahnya yang menghormati umat Islam, juga keluarga angkatnya yang muslim.

"Masa sih hari ini kami duduk di kursi terdakwa dengan tuduhan menista agama orangtua yang kami hormati. Kan itu sesuatu hal yang menyedihkan buat kami," ucapnya. 

Ahok bercerita, ayahnya sering membantu umat Islam. Persaudaraan ayah kandung dan ayah angkatnya pun begitu erat. Menurut Ahok, persaudaraan itu mengikat hingga akhir hayat keduanya dan terus berlanjut ke anak-anaknya, seperti hubungan persaudaraan Ahok dan Nana.

Ahok menyebut tidak mungkin menghina agama. Baginya, menghina agama Islam sama saja dengan menghina keluarganya sendiri.

"Masa sih saya menghina, menista bapak saya sendiri, ibu saya sendiri. Saya merasa sedih aja. Ya emosilah kita perasaannya gitu kan," kata dia. (Baca: Cerita di Balik Foto Ahok yang Berwajah Sedih Dipeluk Kakak Angkatnya)

Meski Ahok bersedih, ia tetap bertahan menghadapi situasi saat ini. Caranya, lanjut Ahok, dengan tidak membenci dan memusuhi siapa pun. Ahok mengatakan, dia selalu memaafkan orang-orang yang kontra terhadapnya. Mantan bupati Belitung Timur itu mencoba memahami kondisi tersebut.

"Justru saya memaafkan orang-orang yang menentang saya karena bagi saya mungkin mereka enggak tahu kenapa dia seperti itu," tuturnya.

Ahok kini tengah menjalani proses hukum. Dia diduga menodai agama karena mengutip Surat Al Maidah ayat 51 dalam pidatonya saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu. Ahok didakwa dengan dakwaan alternatif antara Pasal 156 huruf a KUHP atau Pasal 156 KUHP tentang penodaan agama. (Baca: Alasan Ahok Tetap Bertahan dalam Keadaan Tertekan)

Kompas TV Ahok Menangis Bacakan Nota Keberatan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Massa Buruh Tolak 'Omnibus Law' Makin Ramai, Bakar 'Flare' dan Ban di Sekitar Patung Kuda

Massa Buruh Tolak "Omnibus Law" Makin Ramai, Bakar "Flare" dan Ban di Sekitar Patung Kuda

Megapolitan
Orangtua Anak yang Mati Batang Otak Usai Operasi Laporkan Dokter hingga Direktur RS ke Polisi

Orangtua Anak yang Mati Batang Otak Usai Operasi Laporkan Dokter hingga Direktur RS ke Polisi

Megapolitan
Pengendara Motor di Lenteng Agung Tewas Usai Tabrak Truk yang Pecah Ban

Pengendara Motor di Lenteng Agung Tewas Usai Tabrak Truk yang Pecah Ban

Megapolitan
LRT Jabodebek Sebulan Beroperasi, Penumpang Masih Keluhkan Rem yang Kasar

LRT Jabodebek Sebulan Beroperasi, Penumpang Masih Keluhkan Rem yang Kasar

Megapolitan
Polisi Selidiki Kejadian Tiga Mobil Mewah yang Putar Balik dan Lawan Arus di Tol Desari

Polisi Selidiki Kejadian Tiga Mobil Mewah yang Putar Balik dan Lawan Arus di Tol Desari

Megapolitan
Warga Warakas Diduga Jadi Korban Penipuan oleh Pasutri yang Mengontrak

Warga Warakas Diduga Jadi Korban Penipuan oleh Pasutri yang Mengontrak

Megapolitan
Wowon dkk Dituntut Hukuman Mati, Pembunuhan Sadis Jadi Alasan Pemberat

Wowon dkk Dituntut Hukuman Mati, Pembunuhan Sadis Jadi Alasan Pemberat

Megapolitan
3 Mobil Mewah yang Putar Balik dan Lawan Arah di Tol Depok-Antasari Diduga Kebablasan

3 Mobil Mewah yang Putar Balik dan Lawan Arah di Tol Depok-Antasari Diduga Kebablasan

Megapolitan
Kasus Kematian Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Disebut 'Unik', Pakar: TKP Berada di Area Terbuka

Kasus Kematian Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Disebut "Unik", Pakar: TKP Berada di Area Terbuka

Megapolitan
Balap Liar di Kembangan Bikin Warga Resah karena Mengganggu dan Makan Korban

Balap Liar di Kembangan Bikin Warga Resah karena Mengganggu dan Makan Korban

Megapolitan
Dituntut Hukuman Mati, Wowon Terus Menunduk, Duloh dan Dede Mematung...

Dituntut Hukuman Mati, Wowon Terus Menunduk, Duloh dan Dede Mematung...

Megapolitan
Teganya Suami di Cikarang, Bunuh Sang Istri gara-gara Kesal Tak Diberi Uang

Teganya Suami di Cikarang, Bunuh Sang Istri gara-gara Kesal Tak Diberi Uang

Megapolitan
Buruh Lanjutkan Demo di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat Masih Tak Bisa Dilalui

Buruh Lanjutkan Demo di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat Masih Tak Bisa Dilalui

Megapolitan
Wowon dkk Dituntut Hukuman Mati atas Kasus Pembunuhan Berencana

Wowon dkk Dituntut Hukuman Mati atas Kasus Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tarif Promo LRT Jabodebek Berakhir, Penumpang: Mulai Terasa Beratnya

Tarif Promo LRT Jabodebek Berakhir, Penumpang: Mulai Terasa Beratnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com