JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI nomor dua Jakarta, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, dan calon wakil gubernur nomor tiga, Sandiaga Uno, sempat saling mengklaim data tentang nasib lulusan SMK di Jakarta.
Hal itu terjadi saat keduanya bertemu dalam acara "Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta" di Kompas TV, Kamis (15/12/2016) malam.
Sandi menyebut lulusan SMK termasuk dalam golongan penyumbang tingginya angka pengangguran di Jakarta. Penyebabnya yaitu dunia usaha tidak bisa menyerap tenaga kerja lulusan SMK.
Namun, Ahok menyatakan, Pemprov DKI sudah mengadakan kerja sama dengan sektor-sektor industri untuk penyaluran para lulusan SMK.
Saat dikonfirmasi, Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto menjelaskan secara rinci mengenai hal tersebut. Ia menyebut Pemprov DKI memang mengadakan kerja sama dengan sektor-sektor industri. Namun, bukan untuk penyaluran siswa-siswa SMK sebagai tenaga kerja permanen, melainkan hanya untuk praktik kerja.
"Kan ada program link and match, pelaksananya yang pertama dengan sinkronisasi kurikulum. Yang kedua, memberi kesempatan anak untuk praktik kerja industri selama 3-6 bulan," kata Bowo kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2016).
Menurut Bowo, program praktik kerja siswa SMK bukan program Pemprov DKI, melainkan program pemerintah pusat yang diinisiasi saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era 1993-1998, Wardiman Djojonegoro.
Bowo menyatakan, dalam program praktik kerja, siswa SMK tidak otomatis akan menjadi pekerja di perusahaan yang menampungnya itu. Sebab, lanjut atau tidaknya siswa bekerja tergantung dari kinerjanya selama praktik.
"Saat praktik kerja industri ini kan perusahaan juga mengamati dan menilai, jika anak itu potensial. Sama saja kalau kita melihat di toserba ada apel yang bagus kita beli dong," ujar Bowo.