Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2016: Metamorfosis Kalijodo...

Kompas.com - 20/12/2016, 06:45 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Operasi cipta kondisi itu juga menjadi upaya mem-back-up rencana Pemprov DKI Jakarta menertibkan Kalijodo. Operasi Pekat Jaya itu dibantu pihak Kodam Jaya.

Awalnya, Operasi Pekat Jaya dijadwalkan pada Kamis (18/2/2016). Sebanyak 1.000 anggota kepolisian dikerahkan untuk operasi tersebut.

Namun, pada Kamis itu, ternyata operasi tidak dilakukan. Hari itu hanya dilakukan penempelan SP 1 oleh Pemerintah Kota Jakarta Utara di sejumlah titik di Kalijodo. Penempelan SP 1 itu pun dikawal oleh ketat aparat kepolisian dan TNI. 

Pada malam harinya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya saat itu, Komisaris Besar Krishna Murti, menyambangi kawasan Kalijodo. Kedatangan Krishna disebut dalam rangka patroli dan menciptakan rasa aman masyarakat. 

Krishna datang bersama puluhan personel polisi dan beberapa anggota TNI. Kedatangan mantan Kapolsek Penjaringan itu juga mendapat pengawalan dari personel Brimob bersenjata lengkap.

Operasi Pekat itu baru terlaksana pada Sabtu (20/2/2016). Ada sekitar 6.000 aparat gabungan Polri, TNI, dan Pemprov DKI Jakarta diterjunkan dalam operasi tersebut.

Operasi dipimpin langsung oleh Tito Karnavian. Dalam razia itu, polisi menemukan senjata tajam, berupa anak panah, golok, samurai, bidik di Kafe Intan milik Daeng Azis.

Selain itu, ditemukan ratusan kotak kondom, sejumlah kepingan film porno, puluhan pak bir, dan puluhan busur untuk permainan ketangkasan.

Data yang dilansir Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya saat itu, Komisaris Besar Muhammmad Iqbal, menyebutkan bahwa barang-barang yang disita terdiri dari 9.923 botol minuman keras, 166 pak kondom, 33 senjata tajam dari berbagai jenis, 2 palu, 8 linggis, 3 tang, 9 obeng, 1 senapan angin, 436 anak panah, dan 8 katapel.

Barang-barang yang disita itu langsung dibawa ke Mapolda Metro Jaya dengan menggunakan truk-truk milik Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 

Selain itu, Iqbal menyebut polisi meminta keterangan dan melakukan tes urine terhadap 17 orang.
 
Mereka terdiri dari 9 pemilik kafe, tiga orang yang diduga positif narkoba, dua orang pemilik senjata tajam, dan tiga pekerja seks komersial.

Menurut Tito, saat razia digelar, para pemilik kafe dan preman sudah banyak yang kabur, sehingga tak bisa langsung dimintai keterangan.

Dalam razia yang digelar Sabtu (20/2/2016) malam, polisi menggelandang seorang pria, DK, yang diduga berprofesi sebagai mucikari di lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.

Kemudian, pada Selasa (22/2/2016), Polda Metro Jaya menetapkan tokoh masyarakat Kalijodo, Daeng Azis, sebagai tersangka kasus dugaan prostitusi atau perdagangan wanita.

Belakangan, pada Jumat (26/2/2016), Azis kembali ditetapkan sebagai tersangka kasus pencurian listrik. Ia diduga mencuri listrik untuk kafe miliknya di Kalijodo, yakni Kafe Intan. 

(Baca juga: Divonis 10 Bulan Penjara, Bagaimana Akhir Perlawanan Daeng Azis?)

Kalijodo yang sepi

Suasana sepi di Kalijodo mulai terasa saat malam setelah Operasi Pekat. Tak ada ingar bingar musik dangdut dari kafe-kafe Kalijodo.

Para pemilik dan pekerja seks komersial di kafe-kafe itu telah meninggalkan Kalijodo. Mereka memilih untuk pergi daripada berurusan dengan kepolisian saat razia. 

Kafe di Kalijodo juga tampak berantakan. Mulai dari baju, pakaian dalam, hingga kondom, berserakan di sana. Sampah-sampah berserakan di kafe hingga ke jalan.

(Baca juga: Terkuburnya Kekuasaan Daeng Azis dalam Reruntuhan Bangunan Kalijodo )

Kafe di kawasan Kalijodo seusai razia tersebut tampak tak keruan. Sebagian besar barang yang ada di dalam kafe tersebut dijarah warga.

Mulai dari pintu kamar, kasur, tempat tidur, meja, kursi, besi-besi tangga, talang air, hingga AC atau pendingin ruangan dijarah.

Sementara itu, sebagian warga yang memiliki rumah di Kalijodo mulai mendaftarkan diri untuk mendapatkan unit di Rumah Susun Sederhana Sewa Marunda sebagai ganti penggusuran.
 
Namun, tak semua warga mendaftar untuk mendapatkan rusun. Ada warga yang masih bertahan hingga penggusuran pada Senin (29/2/2016).
 
Tersisa puing
 
Pagi di Kalijodo, Senin (29/2/2016), terasa berbeda. Sejumlah aparat kepolisian dan TNI bersergam lengkap berjaga di sana.
 
Kehidupan Kalijodo yang biasanya baru "tidur" saat pagi hari, kini terasa hiruk-pikuk.
 
Namun, bukan suara musik yang terdengar pagi itu, melainkan suara mesin alat berat yang siap menghancurkan bangunan di sana satu per satu.
 
Kalijodo tengah menatap wajah barunya. Alat berat itu mulai bergerak perlahan masuk ke dalam kawasan Kalijodo. Alat berat tersebut sudah disiapkan di sejumlah tempat sejak sebelum pagi.

Wali Kota Jakarta Utara saat itu, Rustam Effendi, berada tepat di depan Kafe Intan milik Azis. Penggusuran dimulai dari Kafe Intan. Sirene pun dibunyikan sebagai tanda dimulainya penggusuran.

Alat berat mulai mengayun dan merobohkan gedung dan rumah-rumah di Kalijodo. Debu dari puing-puing bangunan seketika bertebaran.

(Baca juga: Ahok: Gua "Penjarain" yang Punya Pabrik Baut dan Bihun kalau Benar Pernah Ada di Kalijodo!)

Kalijodo pun tak lagi sama. Bangunan porak-poranda. Namun, di tengah penggusuran pagi itu, ada beberapa kepala keluarga yang masih bertahan.

Mereka bersikeras untuk tak meninggalkan rumah yang sudah dihuni puluhan tahun itu. Menghadapi warga yang masih bertahan ini, pihak kepolisian beserta Pemprov DKI Jakarta mencoba negosiasi.

Perlahan tapi pasti, para kepala keluarga mulai meninggalkan rumah mereka. Dengan berat hati, mereka pun angkat kaki dari puing-puing bangunan yang tersisa di Kalijodo.
 
Andri Donnal Putera Suasana kawasan Kalijodo yang mulai digusur per Senin (29/2/2016) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Metamorfosi Kalijodo
 
Setelah semua bangunan di Kalijodo rata dengan tanah, Ahok menargetkan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) di Kalijodo.
 
Menurut Ahok, akan dibangun sebuah ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di kawasan tersebut.
 
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menyiapkan konsep taman yang nantinya akan dibangun di kawasan Kalijodo. Taman itu akan memiliki sembilan fasilitas. 

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta saat itu, Ratna Dyah Kurniati, mengatakan bahwa kesembilan fasilitas yang akan ada di Taman Kalijodo adalah gerbang masuk, amfiteater (teater mini), jalur pejalan kaki, tempat duduk, fountain children play ground (area permainan anak), area tamasya, forest sculpture, lapangan futsal, hingga area bermain skateboard

 
Pemprov DKI Jakarta menjalin kerja sama dengan anak usaha Sinarmas Group, PT Bumi Serpong Damai Tbk, untuk membangun RPTA dan RTH Kalijodo melalui pembiayaan corporate social responsibility atau CSR.
 
 
Sebagai imbalan, Sinarmas Land diperbolehkan memasang plang nama perusahaan mereka di bagian depan RTH dan RPTRA Kalijodo. Plang itu tepat menghadap jalan tol di seberang Kalijodo.
 
Direktur Pelaksana PT BSD Tbk Dhony Rahajoe mengatakan, pembangunan kawasan Kalijodo  diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp 20 miliar.
 
Pembangunan RPTRA dan RTH tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.
KOMPAS.com/Kahfi Dirga Cahya Pembangunan taman di RPTRA Kalijodo, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
Perlahan tapi pasti, kawasan Kalijodo pun berubah wujud. Janji Ahok soal pembangunan RTH dan RPTRA Kalijodo bukan lagi isapan jempol.
 
Sejak Oktober 2016 lalu, Kalijodo mulai tampak berubah ke arah lebih baik. Kalijodo tampil dengan bangunan modern dan rumput hijau.
 
Di Kalijodo yang masuk wilayah Jakarta Barat, pembangunan RPTRA tampak hampir rampung. Ada lapangan futsal dan gedung serbaguna di tempat itu. 
 
 
Sementara itu, di Kalijodo yang masuk wilayah Jakarta Utara, pembangunan fasilitas, seperti jalur pejalan kaki, tempat duduk, fountain children play ground (area permainan anak), area tamasya, forest sculpture, hingga arena bermain skateboard dan BMX berskala internasional sudah tampak.
 
Bahkan, arena BMX dan skateboard itu pun sudah dijajal oleh sebagian pecinta olahraga ekstrem di Jakarta. Pembangunan ini ditargetkan selesai pada akhir Desember 2016.
 
Mari kita tunggu Kalijodo selesai bersolek...
 
 
Kompas TV Ahok Puas Dengan Pembangunan Taman di Kalijodo
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com