Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumber-sumber Penghasilan Sanusi Tahun 2009 sampai 2016

Kompas.com - 22/12/2016, 05:55 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Mantan anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi, yang kini jadi terdakwa kasus dugaan suap terkait penyusunan Raperda tentang Reklamasi dan kasus pencucian uang, menjelaskan sumber-sumber harta kekayaan pada penyampaian pledoi atau pembelaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (21/12/2016).

Baca: Sanusi Menangis Saat Bacakan Pleidoi

Sanusi menjelaskan, dirinya belum pernah melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) sejak menjadi anggota DPRD DKI Jakarta pada 2009.

"Saya belum pernah melaporkan LHKPN, bukan saya tidak mau melaporkan, tapi sampai sekarang belum ada himbauan dari pimpinan partai, DPRD, atau arahan KPK tentang sosialiasi LHKPN," kata Sanusi.

Ia mengatakan, penghasilannya sebagian berasal dari pendapatan selama menjadi anggota DPRD pada 2009 sampai 2016, yaitu sebesar Rp 2,2 miliar. Rinciannya, tahun 2009 sebesar Rp 106,9 juta, tahun 2013 sebesar Rp 322,2 juta, tahun 2014 periode Januari-Agustus sebesar Rp 214,7 juta, tahun 2014 periode Oktober-Desember 2014 sebesar Rp 107,3 juta, pada 2015 sebesar Rp 361,7 juta, dan pada 2016 periode Januari-April sebesar 158,3 juta.

Total penghasilan dari PT Bumi Raya Property (BRP) dari 2009 sampai 2016 periode Januari-April sebesar Rp 1,8 miliar, dengan rincian pada 2009 sebesar Rp 91,7 juta, pada 2010 sebesar Rp 101,4 juta, pada 2011 sebesar Rp 166 juta. Pada 2012 pendapatan BRP sebesar Rp 142 juta, pada 2013 sebesar Rp 168,8 juta, pada 2014 sebesar Rp 501,8 juta, pada 2015 sebesar Rp 499,4 juta, dan pada 2016 periode Januari-April sebesar Rp 150 juta.

Penjualan kios di Thamrin City antara Sanusi dengan Yosef Suwarna Lim dari PT SSN sebesar Rp 9,6 miliar.

Ada pula sejumlah pihak yang telah membayar hutangnya kepada Sanusi, yaitu Epry Jhonly untuk saham Citicon Mitra Bukit Tinggi yang dibayarkan pada pertengahan 2013 sebesar Rp 1 miliar. Pembayaran hutang dari Limantoro sebesar Rp 3 miliar.

Pendapatan Sanusi juga didapatkan dari penjualan 75 persen saham PT BRP kepada PT Cakra Inti Mulia, PT SSN, dan PT SAS dengan total Rp 36 miliar.

Uang geser atau uang hangus kios yang didapatkan pada 2004 sampai 2006 sebesar Rp 4 miliar.

Pengembalian keuntungan dari kerjasama tambang dengan Danu Wira, Direktur PT Wirabayu Pratama sebesar Rp 1 miliar. Keuntungan penjualan aset Green Garden dan villa di Kota Bunga sebesar Rp 1,3 miliar. Keuntungan penjualan aset tanah di Lembang sebesar Rp 800 juta.

Sanusi juga mendapatkan penghasilan dari penyewaan apartemen Cosmo Park, Thamrin City pada 2012 sebesar Rp 180 juta, pada 2013 sebesar Rp 210 juta, dan tahun 2014 sebesar Rp 270 juta dengan total sebesar Rp 670 juta.

Sanusi telah dituntut hukuman 10 tahun penjara. Jaksa telah menyatakan bahwa ia terbukti menerima suap sebesar Rp 2 miliar dari mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja.

Sanusi juga disebut terbukti melakukan pencucian uang sebesar Rp 45 miliar. Jaksa mengatakan uang tersebut digunakan untuk pembelian tanah, bangunan, serta kendaraan bermotor.

Baca: Sanusi Dituntut 10 Tahun Dibui dan 5 Tahun Hak Politiknya Dicabut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com