Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Agus Kerap "Merajai" Berbagai Survei?

Kompas.com - 22/12/2016, 07:50 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejauh ini, sudah ada 6 lembaga yang telah mengeluarkan hasil survei terhadap elektabilitas para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang bersaing dalam Pilkada DKI 2017. Keenam lembaga itu adalah Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA), Lembaga Survei Indonesia, Charta Politika, Poltracking, Indikator, dan Litbang Kompas.

Hampir semua survei menempatkan pasangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni di urutan pertama. Elektabilitas mereka disebut lebih tinggi daripada pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Mengapa Agus?

Pengamat politik Yunarto Widjaja mengatakan, memang ada tren kenaikan elektabilitas yang dialami pasangan Agus dan Sylviana.

"Kalau Agus trennya naik itu iya, ada tren penurunan Ahok itu juga iya. Anies cenderung stagnan. Kenapa itu terjadi?" kata Yunarto kepada Kompas.com, Rabu (21/12/2016).

Yunarto mengatakan alasan pertama adalah Agus memiliki kesempatan lebih besar untuk menaikan elektabilitas dengan cara pengenalan. Dibandingkan dengan Ahok dan Anies, Agus merupakan calon yang sebelumnya paling tidak dikenal sebelum pendaftaran pilkada.

Hal itu justru bagus bagi Agus karena memiliki kesempatan lebih besar untuk dikenal oleh warga.

"Ini tidak dimiliki Ahok dan Anies karena tingkat pengenalan mereka sudah mentok. Sementara Agus masih memiliki peluang. Logikanya ketika peluang pengenalan naik, maka elektabilitas juga naik," kata Yunarto.

Isu penodaan agama

Suka atau tidak, kata Yunarto, kasus dugaan penodaan agama yang menimpa salah satu cagub, yaitu Ahok, berdampak terhadap elektabilitas pasangan lain. Dalam hal ini, Yunarto berpendapat, pasangan Agus-Sylviana yang lebih mendapatkan keuntungan.

Yunarto mengatakan, tanpa bermaksud menuduh, nama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan ayah Agus, kerap dikaitkan dengan aksi unjuk rasa bertema isu penodaan agama itu. SBY juga sempat mengeluarkan pernyataan yang arahnya mendukung aksi tersebut.

Menurut Yunarto, dugaan-dugaan tersebut menimbulkan persepsi bahwa SBY berada di posisi yang bersebrangan dengan Ahok.

"Persepsi ini suka atau tidak menguntungkan Agus untuk mendapatkan limpahan suara dari basis pemilih yang dalam tanda kutip, asal bukan Ahok," kata Yunarto.

Pasangan Anies dan Sandiaga kurang "kecipratan" keuntungan dari isu itu. Sebab, pasangan itu cenderung memilih netral terkait kasus penodaan agama.

"Prabowo bahkan seakan-akan satu kubu dengan Jokowi dalam isu ini," kata Yunarto.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com