Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Konsistensi Pemilih Parpol Pengusung pada Pilkada DKI 2017

Kompas.com - 22/12/2016, 10:16 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Salah satu hal yang diukur dalam survei Litbang Kompas pada Desember ini adalah soal konsistensi para pemilih partai politik pada Pemilu 2017 dalam mendukung pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diusung parpol tersebut. Surveiitu sendiri bertujuan untuk melihat preferensi publik dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Baca: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Agus-Sylvi 37,1 Persen, Ahok-Djarot 33 Persen, Anies-Sandi 19,5 Persen

Sebagaimana diketahui, pasangan nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, diusung oleh empat parpol, yaitu Demokrat, PPP, PKB, dan PAN.

Responden pemilih keempat parpol tersebut yang memilih pasangan Agus-Sylvi cenderung tinggi. Pemilih Partai Demokrat yang mendukung Agus-Sylvi sebesar 63,7 persen, sementara pemilih PPP sebanyak 63,5 persen, pemilih PKB 50 persen, dan pemilih PAN 45,5 persen. Sisanya tersebar memilih dua pasangan penantang Agus-Sylvi.

Berdasarkan preferensi responden mengenai koalisi partai, pemilih partai koalisi pengusung Agus-Sylvi terlihat paling konsisten dalam memilih cagub-cawagub, yaitu 61,3 persen.

Pasangan nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, diusung oleh PDI-P, Golkar, Nasdem, dan Hanura.

Partai koalisi pengusung Ahok-Djarot sedikit lebih cair karena tidak semua responden memilih secara konsisten sesuai dengan dukungan dari partai pilihan mereka. Konsistensi pemilih koalisi partai ini mencapai 56 persen.

Jika pilihan itu diurai per partai politik, akan terlihat spektrum dukungan yang bervariasi. Responden yang paling konsisten (loyal) dalam koalisi ini adalah pemilih PDI-P dan Nasdem. Sebanyak 61,8 persen responden pemilih PDI-P adalah pemilih Ahok-Djarot. Sementara pemilih Nasdem yang memilih pasangan petahana ini 77,8 persen.

Sebaliknya, responden yang paling cair dalam koalisi ini adalah pemilih Golkar dan Hanura. Tiga dari sepuluh responden pemilih Golkar (29,3 persen) menyatakan akan memilih Ahok-Djarot. Bagian terbesar dari sisa suara pemilih Golkar ini akan mendukung pasangan Agus-Sylvi (56,1 persen).

Sementara pemilih Hanura yang akan memilih Ahok-Djarot sebesar 27,3 persen. Pemilih Hanura juga berpotensi akan memilih Agus-Sylvi dan Anies-Sandi dengan persentase masing-masing 36,4 persen.

Untuk pemilih partai koalisi pengusung pasangan nomor tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, konsistensinya relatif lebih kecil, yaitu 41,6 persen. Adapun Anies-Sandi diusung oleh Gerindra dan PKS.

Jika diuraikan, pemilih Gerindra terlihat sangat cair dalam memilih cagub-cawagub mereka. Sebanyak 36,1 persen menyatakan memilih Anies-Sandi, proporsi ini lebih kecil ketimbang suara yang akan memilih calon lain. Pemilih Gerindra yang akan memilih Agus-Sylvi lebih besar, yakni sebanyak 43,1 persen, dan yang akan memilih Ahok-Djarot 15,3 persen responden.

Khusus konsistensi pemilih PKS dalam memilih cagub-cawagub, pemilih parpol tersebut yang akan memilih Anies-Sandi sebanyak 49,1 persen. Sisanya, 32,1 persen akan memilih Agus-Sylvi dan 11,3 persen memilih Ahok-Djarot.

Survei Litbang Kompas diselenggarakan pada 7-15 Desember 2016. Survei dilakukan secara tatap muka terhadap 800 responden secara acak yang tersebar di enam kota/kabupaten di Jakarta.

Baca: Survei Litbang Kompas: Pemilih Agus-Sylvi atau Anies-Sandi Akan Hindari Ahok-Djarot di Putaran Kedua

Jumlah responden di setiap wilayah ditetapkan secara proporsional. Survei dilakukan menggunakan metode pencuplikan sistematis dari daftar pemilih sementara (DPS) DKI Jakarta. Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan margin error plus minus 3,46 persen. Meskipun demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi.

Versi cetak artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 22 Desember 2016, di halaman 10 dengan judul "Memperebutkan Pemilih Bimbang".

Anda juga bisa mengikuti ulasan Litbang Kompas terkait hasil survei pre-election Pilkada DKI dalam empat tulisan mendalam yang secara berturut-turut di Harian Kompas mulai Rabu kemarin.

Selain melalui koran cetak, Anda bisa mengakses Harian Kompas versi e-paper melalui aplikasi di telepon seluler Anda atau melalui website http://epaper.kompas.com  jika dari desktop. Bagi Anda yang belum berlangganan harian Kompas, klik http://kiosk.kompas.com untuk berlangganan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com