JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylvina Murni, menghadiri acara Riungan Warga Sunda di IS Plaza, di Jalan Pramuka Raya, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (22/12/2016) malam.
Acara ini turut dihadiri para anggota DPR RI, di antaranya Dede Yusuf dan Hinca Panjaitan; Wali Kota Bogor Bima Arya; mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajas; serta Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, yang hadir bersama mantan Ibu Negara, Kristiani Herawati Yudhoyono.
Dalam acara Riungan Warga Sunda itu, Agus sempat bercerita bahwa dirinya punya kenangan dan kesan tersendiri dengan masyarakat Sunda.
(Baca juga: Agus: Tim Saya Punya Banyak Strategi Menghimpun Dana Sesuai Kebutuhan)
Ia menyampaikannya melalui sesi diskusi yang dipandu seorang seniman wayang golek melalui media karakter wayang golek ternama asal tanah Pasundan, Cepot.
Pada kesempatan itu, Agus menyebut dirinya tidak hanya lahir di Bandung, tetapi juga sempat bersekolah di kota tersebut, tepatnya saat mengenyam bangku kelas 1 dan 2 SD, serta kelas 1 dan 2 SMP.
Khusus saat masuk SMP, Agus bercerita bahwa ia bersekolah di Bandung setelah sebelumnya sempat beberapa tahun sekolah di Amerika Serikat. Saat itu, kata Agus, ada mata pelajaran Bahasa Sunda di sekolahnya.
Karena tak menguasai bahasa tersebut, Agus pernah mendapat nilai 5 saat pembagian rapor. "Bahasa Inggris saya dapat 10, tetapi Bahasa Sunda saya dapat 5," ujar Agus.
(Baca juga: Bagi Agus, Pilkada Itu seperti Lari Maraton )
Pasca-kejadian itulah, Agus langsung mengambil kursus Bahasa Sunda. "Saat teman-teman saya ambil kursusnya Bahasa Inggris, saya justru Bahasa Sunda," ujar Agus.
Menurut Agus, interaksinya dengan masyarakat Sunda masih berlanjut hingga dia menjadi anggota TNI. Apalagi, Agus sering menjalani pelatihan di wilayah Jawa Barat.
"Saya juga pernah bertugas di Karawang, nama kesatuannya Kujang," ucap Agus.
Pada penghujung acara, Agus didaulat menjadi warga kelas satu masyarakat Sunda. Hal itu ditandai dengan pemberian sebilah kujang yang secara simbolis kepada Agus.