Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Monas Tutup, Wisatawan Terpaksa Lesehan di Lenggang Jakarta

Kompas.com - 26/12/2016, 12:45 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengunjung yang hendak berwisata di Monumen Nasional (Monas) kecewa karena tidak bisa masuk ke kawasan tersebut.

Setiap Senin, Kawasan Monas memang ditutup untuk umum karena adanya pemeliharaan. Namun, banyak warga yang tidak mengetahui hal tersebut. Apalagi mereka yang berasal dari luar Jakarta.

Dherina (33) misalnya. Warga asal Batam tersebut hendak berwisata ke Monas bersama keluarganya pada musim liburan ini. Namun, ia kecewa karena Kawasan Monas ditutup.

"Iya kecewa karena kan bawa anak-anak ya. Besok kan pulang, makanya rencananya hari ini tuh ke sini. Kasihan anak-anak," ujar Dherina kepada Kompas.com, Senin (26/12/2016).

Dherina mengaku sudah di Jakarta sejak Kamis (22/12/2016) lalu. Namu, dia dan keluarganya terlebih dahulu liburan ke Kepulauan Seribu. Barulah hari ini mereka hendak berkunjung ke Monas.

"Rencananya mau ke Monas, ternyata tutup. Mau ke atasnya (Tugu Monas), anak-anak pada mau," kata dia.

Nursita Sari Pengumuman jadwal buka dan tutup Monas pada musim liburan natal dan tahun baru 2017 ditempel di pintu masuk Monas. Foto diambil Senin (26/12/2016).
Pengunjung lainnya, Dini (45), juga mengungkapkan kekecewaan dia dan keluarganya. Warga asal Bekasi itu datang bersama keluarganya dari Kebumen, Jawa Tengah, untuk berwisata di Monas.

Namun, karena tidak masuk ke dalam Kawasan Monas, mereka duduk-duduk dan menyantap bekal beralaskan tikar yang mereka bawa di sekitar Lenggang Jakarta.

"Anak sekolah dari Kebumen ini, minta mau lihat Tugu Monas, maunya naik ke tugu. Orang Jawa kan enggak tahu (Monas tutup)," ucap Dini.

Dini mengaku mendengar petugas Kantor Pengelola Kawasan (KPK) Monas yang mengumumkan Kawasan Monas ditutup pada Senin ini di Pintu IRTI. Namun, dia mengira hanya Tugu Monas yang ditutup.

"Kecewa sekali. Kan diumumin, kirain enggak boleh masuk tugunya aja, ternyata tamannya juga enggak boleh," ucap Dini.

Sama halnya dengan Dini, Murti (29), warga Pamulang, Tangerang, juga hanya duduk di sekitar Lenggang Jakarta karena tidak masuk ke dalam Kawasan Monas. Mereka memakan bekal yang sudah dibawa dari rumah.

"Pikiran saya sih lagi musim liburan jadi dibuka. Tadi udah keliling-keliling sekitar Monas, jadi ya udah cari tempat yang adem aja, bawa bekel buat ngariung (berkumpul) aja, makanan kecil," ucap Murti.

Dia menyebut keluarganya sudah antusias untuk berwisata di Monas. Namun, mereka akhirnya kecewa tidak bisa masuk ke dalam kawasan tersebut.

Pantauan Kompas.com, banyak pengunjung yang duduk-duduk di sekitar Lenggang Jakarta. Ada pula anak-anak yang bermain bola di sana.

Selain itu, warga lainnya juga menikmati wisata kuliner di Lenggang Jakarta, berfoto bersama manusia patung, dan berbelanja baju hingga suvenir di sana.

Sementara itu, pintu masuk menuju Monas juga ditutup. Di pintu tersebut ditempel pengumuman jadwal waktu buka dan tutupnya Kawasan Monas selama musim liburan Natal dan tahun baru 2017.

Kompas TV Liburan, Tempat Wisata Dipenuhi Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com