JAKARTA, KOMPAS.com - Tetty Pataresia (43), warga Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, mengaku khawatir dengan adanya pendataan nama pemilih yang berujung dengan pemasangan stiker cagub-cawagub, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, di rumahnya.
Dia khawatir pendataan yang disebut dilakukan oleh relawan Agus-Sylvi itu disalahgunakan. Tetty adalah pemilik akun Facebook Pataresia Tetty yang unggahannya viral di media sosial.
Melalui akun Facebooknya, Tetty bercerita soal pemasangan stiker pasangan nomor satu itu.
"Kalau cuma bagi-bagi stiker, mau pasang atau enggak terserah, tetapi masalahnya pendataan di balik stikernya itu lho. Itu yang jadi masalah buat saya," ujar Tetty kepada Kompas.com di rumahnya, Minggu (1/1/2017).
(Baca juga: Beredar di Facebook, Protes Pendukung Ahok yang Rumahnya Ditempeli Stiker Agus-Sylvi)
Tetty mengatakan, tidak semua orang yang tinggal di Balekambang merupakan pemilih di sana. Ada pula warga yang terdaftar sebagai pemilih di daerah lain di Jakarta, sesuai KTP-nya.
Namun, rumah-rumah warga yang bukan pemilih di Balekambang juga didata dan ditempeli stiker Agus-Sylvi.
Menurut Tetty, warga yang rumahnya ditempeli stiker Agus-Sylvi itu menandakan bahwa warga tersebut sudah didata oleh orang yang mengaku relawan.
"Ya pasti didata, adik saya enggak dapet (dipasang stiker) karena mereka (relawan) enggak ketemu sama adik saya. Kalau ketemu orangnya baru dipasangin, didata dulu," kata dia.
Tetty khawatir bahwa data pemilih yang dikumpulkan relawan itu diklaim sebagai pemilih Agus-Sylvi dan dipermasalahkan seusai pemungutan suara pada 15 Februari 2017.
"Kalau nanti paslon satu itu terima data, di Balekambang jumlahnya sekian, tetapi begitu sampai di TPS pada hari H nanti beda, nah itu yang saya khawatirkan, takutnya nanti data yang dipegang paslon satu itu didatangkannya beda sama yang di TPS, takutnya digugat, kita kan enggak tahu," ucap ibu rumah tangga tersebut.
Saat pendataan dilakukan pada 29 Desember 2016, dua orang mendatangi Tetty. Mulanya, mereka mengaku dari kelurahan.
Namun, dua orang tersebut akhirnya mengakui bahwa mereka adalah relawan Agus-Sylvi saat datang kembali bersama orang yang mengaku dari Bawaslu DKI pada Sabtu (31/12/2016) malam.
"Si ibu (yang mendata) itu bilang, 'Saya bukan timses, Pak. Saya relawan'," ujar Tetty.
Menurut Tetty, pendataan yang dilakukan itu hanya dengan menanyakan nama pemilih dan pemasangan stiker Agus-Sylvi, tanpa melihat kartu keluarga (KK) seperti yang dilakukan petugas pemutakhiran data pemilih sebelumnya.
Terkait hal itu, ketua tim sukses Agus-Sylvi, Nachrowi Ramli, mengatakan bahwa pihaknya akan memantau kabar mengenai relawan yang mendata pemilih di kelurahan-kelurahan. Dia menyatakan, selama ini timnya berjalan sesuai peraturan yang ada.
(Baca juga: Timses Agus-Sylvi Pantau Kabar Relawannya Lakukan Pendataan ke Warga)
"Persoalan di lapangan sudah barang tentu kita akan pantau terus. Sekali lagi kami bergerak berdasarkan data di lapangan dan kami bergerak dengan penuh ketertiban dan sesuai dengan aturan," kata Nachrowi, di Posko Pemenangan Agus-Sylvi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu malam.