Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timses Ahok: Kasus Penodaan Agama Pasti Pengaruhi Elektabilitas

Kompas.com - 04/01/2017, 23:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily, mengakui kasus dugaan penodaan agama yang menjerat calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mempengaruhi elektabilitasnya pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Adapun Ahok merupakan terdakwa kasus penodaan agama karena mengutip ayat suci saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu.

"Sebetulnya kami tidak terlalu berfikir soal elektabilitas, karena itu dikembalikan kepada kinerjanya masing-masing. Yang jelas bahwa kasus tuduhan penistaan agama ini pasti berpengaruh kepada elektabilitas ya," kata Ace, di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/1/2017).

Hanya saja, ia meyakini, melalui proses persidangan, warga dapat mengetahui pihak mana yang benar dan salah. Dia meyakini, kasus hukum yang sedang dijalani Ahok lebih kepada kepentingan politik.

"Contohnya, kami merasakan kerugian-kerugian yang paling utama kan minimal 1 hari kami tersebut waktunya untuk menghadiri sidang kan," kata Ace.

Seharusnya, lanjut dia, waktu sidang tersebut dapat dipergunakan untuk berkampanye maupun bersosialisasi kepada warga.

"Terus yang kedua, kami pun harus menyangkal tuduhan-tuduhan itu dengan sebuah proses hukum yang cukup panjang ini," kata Ace. (Baca: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Agus-Sylvi 37,1 Persen, Ahok-Djarot 33 Persen, Anies-Sandi 19,5 Persen)

Tiga survei dari Indikator, Poltracking Institute, dan Charta Politika menempatkan Ahok-Djarot pada posisi kedua. Berdasarkan survei Charta Politika, elektabilitas pasangan Agus-Sylvi memperoleh 29,5 persen, disusul Ahok-Djarot 28,9 persen dan Anies-Sandiaga memperoleh 26,7 persen.

Berdasar survei Indikator, elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 30,4 persen, Ahok-Djarot 26,2 persen, dan Anies-Sandi sebesar 24,5 persen.

Berdasar survei Poltracking Institute, elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 27,29 persen. Kemudian elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 22 persen, dan Anies-Sandi sebesar 20,42 persen.

Kompas TV Perjalanan Sidang Kasus Penodaan Agama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com