Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Driver" GrabBike Tuntut Tarif Dinaikkan Jadi Rp 2.500 Per Km

Kompas.com - 05/01/2017, 11:30 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para driver GrabBike yang melakukan aksi demo hari ini mempunyai empat poin tuntutan. Apa saja poin tuntutan tersebut?

Jobing, salah satu driver GrabBike dari Forum Gabungan GrabBike Bersatu, mengatakan, pihaknya meminta perusahaan menaikkan tarif. Tarif saat ini Rp 1.500 per kilometer dianggap terlalu rendah.

"Pertama, kita minta kenaikan argo. Saat ini Rp 1.500 kita minta jadi Rp 2.500," kata Jobing kepada Kompas.com di Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).

Selama ini, lanjutnya, tarif terus turun, tetapi kebijakan itu tidak melibatkan driver. Padahal, tarif pernah berada di Rp 4.000.

"Tapi terus turun sampai sekarang Rp 1.500," ujar Jobing.

Kedua, para driver meminta ada aktualisasi kemitraan. Sebab, selama ini dianggap tidak jelas karena kerap kebijakan yang ada selalu sepihak tanpa melibatkan driver.

"Ketiga, mereka (perusahaan) punya Kode Etik Nomor 60 melarang kita berdemo. Itu enggak sesuai dengan undang-undang karena acuan kita Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 untuk menyampaikan pendapat di umum, tapi ini perusahaan melarang," ujar Jobing.

Keempat atau terakhir, pihaknya meminta perusahaan mempekerjakan lagi driver GrabBike yang diputus kemitraannya karena aksi one day no bit atau tidak beroperasi pada tanggal 16 Desember 2016 lalu.

"Kita waktu itu aksi berdiam di rumah tidak mengambil penumpang. Sekitar 190-an driver dimerahkan diputus mitra secara sepihak, tapi mereka (driver yang diputus) tidak tahu kesalahan mereka. Kita minta mereka dihijaukan lagi," ujar Jobing.

Pihaknya berharap perusahaan memenuhi empat tuntutan tersebut. Jika tidak, kemungkinan akan ada aksi lagi ke depannya.

"Kita fokus sampai perusahaan respons tuntutan ini. Kalau enggak dipenuhi, kita akan aksi lagi," ujar Jobing.

Saat ini, para driver GrabBike tersebut sudah sampai di kantor Grab Indonesia untuk menyampaikan tuntutan. Aksi ini mendapat pengawalan dari kepolisian.

Kompas TV Masyarakat Pilih Transportasi Online
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com