Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesulitan Polisi Identifikasi Korban Kebakaran Zahro Express

Kompas.com - 05/01/2017, 17:34 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Didi Agus M mengungkapkan kesulitan-kesulitan dalam mengidentifikasi korban kebakaran Kapal Zahro Express. Salah satu kesulitannya yakni komunikasi dengan keluarga.

"Kalau kendala tentunya masalah komunikasi dengan keluarga. Kalau mengenai data post mortem, hari kedua jam 05.00 pagi kami sudah selesai," ujar Didi di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (5/1/2017).

Selain itu, polisi juga kesulitan mencari data-data ante mortem korban yang meninggal satu keluarga. Sebabnya, data ante mortem biasa disimpan oleh keluarga, seperti data gigi, dan lainnya.

"Tentunya memakan waktu agak lama," kata dia.

Kemudian, polisi juga kesulitan mendapatkan data ante mortem karena keluarga korban masih dalam keadaaan berduka. Karena kondisi tersebut, keluarga kesulitan mencari data ante mortem pasien.

Selain itu, polisi juga kesulitan mengidentifikasi sidik jari korban. Sebab, kondisi korban dalam keadaan terbakar.

"Tentunya sidik jari tidak bisa sama sekali. Jadi kami hanya mengandalkan gigi, DNA, dan secondary-nya adalah properti," ucap Didi.

Beberapa gigi korban kebakaran Kapal Zahro Express juga sulit diidentifikasi karena kondisi panas yang membakar kapal. Panas dari kebakaran tersebut menghancurkan gigi para korban. Oleh karena itu, baru empat dari 20 korban yang sudah berhasil diidentifikasi dites DNA.

"Yang empat tadi sulit semua. Jadi, gigi depan ini habis semuanya, pecah dan hancur, yang ada belakang. Sementara kalau kita ambil itu gigi depannya saja, foto saat ketawa," ujar dia.

Dari 23 korban yang dilarikan ke RS Polri, 20 dari mereka sudah diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga. Sementara tiga lainnya diperkirakan Senin (9/1/2017) selesai diidentifikasi.

Kompas TV 2 Jenazah Korban Kapal Zahro Tiba di Rumah Duka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com