Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anies Bicara soal Komitmen Jalankan 5 Tahun Pemerintahan...

Kompas.com - 11/01/2017, 07:50 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan tugas selama lima tahun apabila terpilih pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Dia menyebut tidak akan maju pada Pilpres 2019 jika menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

"Emang ada potongan maju presiden gitu? Gini, saya sampaikan bahwa saya berkomitmen untuk menjalankan tugas ini lima tahun," ujar Anies di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2017) malam.

Anies menyatakan, dia tidak pernah mundur dari pekerjaan yang diembannya. Anies mencontohkan dirinya pada saat menjabat sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan. Saat itu, dia berkomitmen untuk bekerja selama lima tahun.

Namun, dia diberhentikan setelah dua tahun menjabat. Sama seperti komitmennya pada saat menjadi menteri, Anies juga akan menyelesaikan tugasnya sebagai gubernur dan tidak akan maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 nanti.

"Jadi di sini juga kalau saya bertugas, saya akan tuntaskan selama lima tahun, kecuali dicabut tugasnya. Siapa yang bisa nyabut tugasnya? Rakyat. Selama enggak dicabut, saya akan tuntaskan," kata dia. (Baca: Anies Ditanya soal Pemecatannya dari Menteri di Acara Iluni UI)

Singgung Jokowi dan Ahok

Anies mengaku pernah ditanya oleh para kader Gerindra terkait komitmennya itu. Dia menyinggung langkah politik Presiden Joko Widodo yang maju pada Pilpres 2014 setelah terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017, juga langkah Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mundur sebagai kader Gerindra.

"Semuanya tanya, 'Pak Anies, kami sudah bosan dibohongi, yang dicalonkan jadi gubernur malah jadi calon presiden, yang dicalonkan jadi wakil gubernur, meninggalkan partai. Kan Pak Basuki dulu anggota Gerindra. Jadi kami sudah kapok. Nanti Anda bagaimana'," ujar Anies menirukan ucapan kader Gerindra.

Anies pun menjawab bahwa dia dan Jokowi berbeda. Anies menyebut, Jokowi merupakan kader PDI-P yang berhak dicalonkan sebagai capres oleh parpolnya. Sementara Anies bukan kader parpol mana pun sehingga tidak ada parpol yang akan mengusungnya pada Pilpres 2019 nanti.

"Wong saya jadi calon ini karena keputusan beraninya PKS dan Gerindra. Coba kalau Gerindra dan PKS enggak mencalonkan, saya enggak lagi duduk di sini," tutur dia.

Selain itu, Anies juga membahas sikap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mengundangnya untuk menjadi cagub. Padahal, Anies adalah juru bicara Jokowi yang merupakan rival Prabowo pada Pilpres 2014. (Baca: Anies: Kalau Hanya Bangun Kota yang Megah, Firaun Pun Dulu Bisa)

Anies juga menyinggung sikap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang mengusung anak sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono, untuk bertarung pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Coba bayangkan, Pak Prabowo itu mengundang orang yang dulu jadi juru bicara lawannya coba. Sementara yang seberang sana mencalonkan anaknya. Komparasinya itu drastis. Yang satu bicara tentang Jakarta, 'saya cari orang', yang satu lihat Jakarta sebagai opportunity," papar Anies.

Namun, Anies enggan membahas lebih jauh mengenai hal tersebut. Dia hanya menegaskan kembali bahwa dia berkomitmen untuk menjalankan pemerintahan dan menuntaskan tugasnya di Pemprov DKI Jakarta selama lima tahun apabila terpilih nanti.

Kompas TV Anies Baswedan Janji Tinjau Ulang Penggusuran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com