JAKARTA, KOMPAS.com - Syaiful Arif alias Bulguk tidak memiliki kelingking di tangan kanannya. Cacat fisik Bulguk "sang kapten" perampok spesialis SPBU ini akhirnya menyelamatkan Agus Nurjaman, karyawan SPBU Jatiwarna, Bekasi, yang dibacok Bulguk pada Selasa (3/1/2017) pukul 13.15.
"Karena kelingkingnya enggak ada, jadi walau kelihatannya mestinya korban meninggal, ternyata enggak, padahal dibacok seperti itu," kata Kanit IV Subdit Resmbob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Teuku Arsya Khadafi, Kamis (12/1/2017).
Rekaman kamera CCTV sebuah rental "playstation" di Jalan Hankam, Jatiwarna menunjukkan bagaimana Agus yang mengendarai motor untuk menyetor uang ke bank itu tiba-tiba dihentikan oleh Bulguk yang diboncengi Somad Hidayat, dan Kocor yang diboncengi Ismail.
Dalam waktu beberapa detik saja, Bulguk langsung membacok Agus dengan celurit di bagian leher berkali-kali sambil menyeretnya di aspal Jalan Hankam. Kocor membantunya membacok sesekali.
Tak lebih dari dua menit, keempat pelaku membawa kabur Rp 300 juta yang dipertahankan Agus. Agus kini terbaring kritis dengan sayatan dalam di leher, kepala, dan tangannya.
Arsya dan jajarannya kemudian mengejar dan menembak Bulguk di dada sebanyak dua kali pada Senin (9/1/2017) hingga pria asal Madura itu tewas kehabisan darah.
Bulguk melawan saat diminta menunjukkan keberadaan rekan-rekannya. Dua lain yang berhasil diamankan dari komplotan perampokan SPBU Jatiwarna adalah Somad Hidayat dan Saini di Lagoa, Jakarta Utara. Dua lainnya, Ismail dan Kocor, masih buron.
Meski Bulguk ditembak mati dan rekannya ditangkap, aksi kejahatan serupa tak dijamin berhenti. Dari penuturan cara kerja mereka, diketahui peluang melakukan kejahatan itu terbuka lebar dan dapat dengan mudah dilakukan siapa saja.
Kelompok ini disebut memiliki jaringan informasi terkait peluang kejahatan. Kerjanya dimulai dari Saini sebagai penggambar.
Perampokan Jatiwarna hanya membutuhkan waktu dua kali bagi Saini untuk survei. Dengan menyamar sebagai tukang ojek atau pengendara motor yang beristirahat di SPBU, mudah sekali melihat bagaimana uang di tempat pengisian bensin dibawa ke kantor lalu diantar untuk penyetoran ke bank.
Hasil penggambaran ini disampaikan ke eksekutor, Bulguk dan Kocor, juga kedua joki yang memboceng mereka berdua, Somad dan Ismail.
Sebelum SPBU Jatiwarna, dalam tiga bulan terakhir mereka juga melakukan aksi serupa di SPBU Pantai Indah Kapuk dan Gunung Putri.
Dikutip dari buku "A Primer on Crime and Deliquency Theory" terbitan 2010 karangan Robert M Bohm dan Brenda L Vogel, sebuah aktivitas kriminal dapat terjadi ketika motivated offenders atau pelaku yang termotivasi bertemu dengan suitable targets atau target yang cocok dan bertemu dengan incapable guardians atau ketiadaan penjaga.
Teori yang dikenal dengan routine activity theory ini dapat menjelaskan bagaimana Bulguk dan kawan-kawannya, adalah residivis yang baru keluar penjara tanpa pekerjaan tetap, merupakan motivated offenders.
Niat melakukan kejahatan muncul dari mata pencaharian pengepulan besi tua yang tidak mencukupi kebutuhan. Suitable target-nya, karyawan SPBU yang bertugas mengantar uang. Hanya dengan survei dua hari, sangat mudah mempelajari rutinitas kegiatan pengantaran uang.