Yang ketiga, incapable guardians, adalah minimnya penjagaan dari pihak SPBU terhadap pengantar uang. SPBU menjadi spesialisasi khusus para rampok sebab mereka tahu pengantaran uang SPBU tidak disertai dengan penjagaan.
Pertemuan tiga unsur routine activity theory itu hampir pasti akan menghadirkan tindak kriminal. Arsya mengimbau para pengelola SPBU untuk memutus mata rantai kejahatan dengan memanfaatkan jasa pengamanan berbayar maupun yang cuma-cuma dari kepolisian.
"Harapannya bisa menggambarkan ke masyarakat atau manajemen untuk bisa memperbaiki sistemnya, karena bisa pakai jasa keamanan profesional atau tidak dipungut biaya untuk pengawalan pengiriman uang itu," kata Arsya. (Baca: Kelompok Rampok Spesialis SPBU Dilumpuhkan Polisi)
Jasa pengawalan gratis dari polisi
Arsya mengatakan, untuk instansi maupun individu yang ingin mengantar uang, maupun merasa rapuh dan terancam, dapat meminta penjagaan polisi secara cuma-cuma. Caranya, cukup mendatangi kantor polisi terdekat dan membuat permohonan pengawalan. Atau, menghubungi Babinkamtibmas wilayah tempat tinggal setempat untuk akses yang lebih mudah.
Arsya mengakui selama ini penjagaan gratis dari polisi masih belum diberdayakan oleh masyarakat. Ia menduga kesadaran masyarakat untuk meningkatkan keamanan masih kurang.
"Sosialisasi jasa pengamanan sudah cukup, kalau menurut saya kesadaran menjaga diri sendiri kurang. Padahal kejahatan pasti terjadi di mana-mana," kata Arsya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.