Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutupnya "Lapo" di Senayan yang Tinggal Hitungan Hari

Kompas.com - 17/01/2017, 06:39 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Menurut Paulus, setelah itu tak ada jawaban pasti. Namun, mereka mendapatkan surat kedua.

“Pada surat kedua yang diterima pada 28 Desember 2016, mereka memberi kami waktu hingga 15 Januari 2017. Buat kami ini tetap tidak cukup. Kami mau bertemu,” kata dia lagi.

Maka dari itu, para pedagang sepakat untuk melayangkan surat jawaban atas surat yang diterimanya itu.

Mereka akan menuliskan keberatannya dalam surat yang ditandatangani perwakilan pedagang yang tergabung dalam paguyuban.

Di ujung tanduk   

Kisah ini tak biasa mengingat para pedagang itu sudah berjualan puluhan tahun di lahan tersebut. Mereka menempati kawasan tersebut sejak 1992.

Beberapa rumah makan di antaranya sudah dipegang oleh generasi kedua, termasuk usaha yang sedang dijalani Paulus. Tempat itu disebutnya sudah menghidupi banyak keluarga secara turun-temurun.

“Terlebih lagi yang dijual adalah makanan tradisional dari yang halal sampai non-halal. Ibaratnya dari makanan Medan, Padang, Jakarta, dan Makassar, ada semua di sini. Bukankah sudah sangat jarang kawasan seperti ini?” tutur Paulus.

Kini, kisah 24 tahun mencari nafkah di kawasan itu harus selesai. Surat keberatan sebagai jawaban mereka atas surat kedua tadi mendapat tanggapan bahwa mereka tetap harus angkat kaki per 28 Februari 2017.

Menurut Paulus, ada lebih kurang 200 orang pekerja yang harus hidup dalam ketidakpastian apabila rumah makan di kawasan itu ditutup.

“Susah bayanginnya. Ada 22 pengusaha rumah makan dengan karyawan masing-masing 4 sampai 15 orang. Kalau dihitung, kurang lebih ada 200 orang tenaga kerja yang harus kembali bertaruh hidup setelah ini,” paparnya.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Suasana di kawasan sentra kuliner Lapo Senayan di jalan Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta, Rabu (18/1/2017). Kawasan ini direncanakan akan ditutup per 28 Februari 2016 untuk dibangun fasilitas penunjang kegiatan Asian Games yang akan dilaksanakan di Gelora Bung Karno (GBK) pada tahun 2018.

Terlebih lagi, bagi pengusaha rumah makan masakan Batak, pencarian lokasi baru tentu lebih sulit mengingat pemilik lahan dagang belum tentu memberi izin bila tempatnya dijadikan lokasi dagang makanan seperti yang saat ini mereka jajakan.

Ahmad Sumanap adalah satu dari pedagang yang saat ini juga sedang harap-harap cemas memikirkan nasib.

Ahmad bukan pemilik rumah makan. Namun, sejak 1992 ia dipercaya mengurus RM Kebon Sirih dengan menu makanan Makassar.

”Terbayang harus kembali jatuh bangun rintis usaha di lokasi yang baru. Kalau di sini kan jelas pelanggannya, hari biasa saja sudah ramai,” ujar Ahmad.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com