Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Spesifikasi Kereta MRT "Jangkrik" yang Dipersoalkan Sumarsono

Kompas.com - 18/01/2017, 09:03 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono, Senin (16/1/2017), mempermasalahkan desain kereta yang nantinya akan digunakan untuk layanan mass rapid transit (MRT) Jakarta. Menurut dia, desain MRT itu lebih mirip kepala jangkrik.

Baca: Sumarsono: Desain Gerbong Lokomotif MRT seperti Jangkrik Tidur

Oleh karena itu, Soni, sapaan Sumarsono, menyatakan akan memanggil perusahaan pembuat kereta, yakni Nippon Sharyo Ltd dan Sumitomo, untuk membicarakan perubahan desain.

Meski dinilai Soni mirip jangkrik, kereta yang nantinya akan digunakan untuk layanan MRT Jakarta itu sebenarnya merupakan kereta yang sudah menggunakan teknologi terbaru.

Kereta untuk MRT Jakarta mulai diperkenalkan ke publik pada April 2015. Dalam acara peluncurannya, Direktur Utama PT MRT Jakarta saat itu, Dono Boestami, menjelaskan bahwa kereta yang akan digunakan oleh MRT adalah rangkaian kereta dengan formasi enam kereta.

Spesifikasinya menggunakan standar Strasya (Standart Urban Railway System for Asia). Dalam sekali perjalanan, satu rangkaian kereta dapat mengangkut 1.950 penumpang.

"Dalam seharinya ditargetkan dapat mengangkut 173.000 penumpang," papar Dono dalam acara yang digelar di Hotel Pullman, Jakarta, pada 30 April 2015.

Daya angkut tiap satu kereta MRT lebih banyak ketimbang kereta yang kini digunakan untuk layanan kereta rel listrik (KRL) commuter line. Berdasarkan data PT KAI Commuter Jabodetabek, daya angkut rangkaian KRL dengan formasi 10 kereta saja hanya dapat mengangkut maksimal 2.000 penumpang.

Tidak hanya itu, dalam hal teknologi, kereta untuk MRT Jakarta akan menggunakan sistem automatic train operation (ATO) dan sistem persinyalan communication based train control (CBTC).

Dono menjelaskan, sistem CBTC menerapkan sistem persinyalan otomatis, yaitu perjalanan dikendalikan melalui pusat kontrol. Dengan demikian, seorang masinis yang ada di kereta hanya bertugas menekan tombol buka tutup pintu dan menekan tombol start saat akan menjalankan kereta.

Dengan sistem ini, kereta MRT Jakarta memungkinkan beroperasi tanpa menggunakan masinis. Menurut Dono, sistem ini merupakan teknologi terbaru yang ada di dunia dan akan menjadi sistem persinyalan terbaru dan pertama yang digunakan di Indonesia.

"Kereta dapat beroperasi tanpa masinis. Tetapi, demi memastikan keamanan operasional, MRT Jakarta masih akan menggunakan masinis," kata Dono ketika itu.

Direktur Konstruksi PT MRT saat itu, Muhammad Nasyir, mengatakan, tujuan menyertakan masinis adalah untuk mengantisipasi kondisi darurat yang tidak akan bisa tertangani oleh petugas yang berada di ruang kontrol. Misalnya, untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kereta yang mogok.

"Kalau mogok, nanti kan masinis bertugas membawa kereta dari lokasi mogok ke depo. Kondisi yang seperti itu kan tidak bisa kalau lewat control room," kata Nasyir pada kesempatan yang sama.

Desain "sporty"

Setelah mempermasalahkan kereta MRT, Soni menyatakan, pihaknya akan mengirim tim ahli ke Jepang guna membahas desain ulang bentuk kereta. Tim ahli akan beranggotakan Bappeda DKI Jakarta, PT MRT, serta Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi DKI Jakarta.

Soni menginginkan agar desain MRT nantinya terlihat lebih sporty dan aerodinamis.

"Kayaknya enggak pas, kurang sreg, makanya kami lihat kembali, kan harus gagah. Ini kayak jangkrik tidur. Kalau bisa, diminta yang agak sporty, kayak Apollo. Ini kayak jangkrik. Kok enggak pas ya desainnya," kata Soni.

Menurut Soni, desain ulang kereta tidak akan mengubah kontrak yang telah disepakati. Soni mengatakan, terdapat klausul kesepakatan untuk membicarakan ulang hal-hal yang sebelumnya telah disepakati dengan sejumlah konsekuensi. Konsekuensi itu bisa berupa penambahan biaya atau pengerjaan yang semakin lama.

Soni berharap agar desain ulang lokomotif MRT tidak akan berpengaruh terhadap lamanya pengerjaan.

Selain itu, Soni berjanji perubahan desain bentuk kereta tidak akan mengganggu penyelesaian proyek pembangunan MRT. Layanan MRT Jakarta sendiri ditargetkan sudah bisa beroperasi paling lambat pada 2019.

"Ini enggak (mengganggu), ini masih simultan. Paling nunggu perubahan desainnya enggak sampai satu bulan," kata Soni.

Kompas TV Kemajuan Pembangunan Konstruksi MRT Tahap 1
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com