Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta MRT "Jangkrik" untuk Kereta Perkotaan, Bukan untuk Antarkota

Kompas.com - 19/01/2017, 08:38 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mempermasalahkan desain kereta yang nantinya akan digunakan untuk layanan mass rapid transit (MRT) Jakarta. Menurut dia, desain MRT yang ada sekarang lebih mirip kepala jangkrik.

Namun, pemahaman Sumarsono itu dinilai agak keliru. Selama ini, gambar rancangan kereta untuk layanan MRT Jakarta yang kerap disosialisasikan ke publik adalah kereta dengan kombinasi warna hijau putih, dengan tampilan bagian depannya lurus, tanpa ada lengkungan apa pun.

Direktur PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Tuhiyat menjelaskan, rancangan kereta yang ada selama ini sebenarnya sudah sesuai dengan fungsi kereta yang nantinya akan digunakan sebagai layanan kereta perkotaan.

"Perhatiin aja di tempat lain (di kota besar lain di dunia) juga seperti itu. Depannya lurus," kata Tuhiyat kepada Kompas.com, Rabu (18/1/2017).

Menurut Tuhiyat, tampilan bagian depan yang lurus pada kereta perkotaan, tak terkecuali yang nantinya digunakan untuk layanan MRT Jakarta, bukan tanpa alasan. Dasar pertimbangannya adalah kereta perkotaan akan mengalami banyak pemberhentian dan melalui rute yang berkelok-kelok.

Tuhiyat menyatakan, hal itu tentu berbeda dengan kereta jarak jauh yang tidak mengalami banyak pemberhentian dan tidak melalui rute yang berkelok-kelok. Karena itu, tampilan bagian depan kereta jarak jauh memungkinkan untuk dirancang dengan model melengkung.

"Seperti Shinkansen (kereta cepat di Jepang), modelnya seperti itu karena memang kereta antarkota," kata Tuhiyat.

Sumarsono menginginkan kereta yang lebih sporty dan aerodinamis. Ia mengibaratkan kereta yang diinginkannya itu seperti Apollo.

"Kayaknya enggak pas, kurang sreg, makanya kami lihat kembali, kan harus gagah. Ini kayak jangkrik tidur. Kalau bisa, diminta yang agak sporty, kayak Apollo. Ini kayak jangkrik. Kok enggak pas ya desainnya," kata Sumarsono di Balai Kota, Senin (16/1/2017).

PT MRT Model desain kepala kereta MRT lama yang dipersolan Plt Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono. Menurut Sumarsono, kepala kereta ini mirip jangkrik, kurang aerodinamis.
Akomodasi keinginan Sumarsono

Setelah ada keluhan Sumarsono mengenai tampilan depan kereta, ada proposal yang menerangkan hitung-hitungan jika dilakukannya perubahan. Dari proposal yang diperoleh Kompas.com, disebutkan bahwa perubahan akan terjadi pada konfigurasi peralatan dalam kabin masinis.

Perubahan desain akan menyebabkan pintu masinis dan pintu penumpang pertama akan dihilangkan. Selain itu, jika dilakukan perubahan, kemungkinan juga akan berdampak pada rancangan stasiun, kapasitas kereta, hingga sistem persinyalan.

Hal tersebut untuk menyesuaikan panjang kereta pasca-perubahan bentuk kepala kereta.

"(Ada) penambahan biaya produksi. Perkiraan Rp 64 miliar untuk perubahan total," tulis informasi dalam data tersebut.

Berdasarkan informasi yang tertulis di proposal, desain panjang rangkaian kereta sesuai kontrak adalah 20,5 meter. Adapun perubahan bentuk kepala menyebabkan akan ada lengkungan yang membuat bagian depan kereta bertambah maju sekitar 75 milimeter.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com