Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Taklukkan Api di Pasar Senen yang Sudah 12 Jam Tidak Padam

Kompas.com - 19/01/2017, 17:29 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Pantang pulang sebelum padam" itu jadi motto para petugas pemadam kebakaran. Kata-kata itu mereka terapkan untuk memadamkan api di Pasar Senen.

Sudah lebih dari 12 jam proses pemadaman api di Pasar Senen berlangsung, Kamis (19/1/2017). Hingga pukul 16.00 WIB, api belum padam sepenuhnya.

Beberapa pemadam kebakaran tampak kelelahan, duduk bersandar di pembatas jalur Transjakarta. Air mineral mereka tumpahkan ke wajah mereka yang coreng moreng dengan noda hitam.

Fire jacket yang mereka kenakan tidak lagi berwarna oranye cerah. Jaket tersebut kotor, penuh dengan noda hitam.

Meski demikian, sesekali mereka tampak tertawa. Tidak ada kegundahan di wajah mereka. Padahal, mereka sudah berjam-jam berada di dalam pasar yang penuhi dengan api. Seorang pemadam kebakaran, Nahrawi, menceritakan kesulitan-kesulitan yang dia hadapi selama memadamkan api di dalam.

"Kesulitannya itu banyak yang digembok rolling door-nya, itu loh kios-kios di atas itu," ujar Nahrawi sambil menunjukan tangannya ke lantai 2 pasar.

Dia dan timnya harus membuka rolling door terlebih dahulu agar bisa memadamkan api. Kendala lain adalah masalah pasokan air. Nahrawi mengatakan sumber air untuk memadamkan kebakaran ini tidak dekat. Aliran air pun sempat tidak lancar.

"Padahal kalau airnya memadai, enggak bakal menyebar kaya begini," ujar Nahrawi.

Nahrawi bergabung dengan timnya sejak pukul 08.00 WIB. Dia merupakan anggota Kompi B yang bertugas sejak pukul 08.00 WIB. Saat kebakaran baru berlangsung yaitu pukul 04.00 WIB, Kompi A yang lebih dulu tiba.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2017). Kebakaran yang terjadi sejak pukul 04.30 WIB itu diduga karena korsleting listrik di lantai satu Blok III dan masih dalam penanganan petugas yang mengerahkan sedikitnya 50 unit mobil pemadam kebakaran.
Nahrawi mengatakan pasukan dari Kompi C akan segera bergabung pada pukul 19.30 WIB. Saat menceritakan proses pemadaman, Nahrawi tampak biasa saja. Seolah-olah memadamkan api bukanlah pekerjaan yang mengancam nyawa.

"Yah biasa-biasa saja mbak. Kita kan kerja memang selalu seperti ini. Waktu berangkat dari rumah keluarga juga biasa saja, anak saya paham oh ayahnya mau kerja," ujar Nahrawi.

Saat berbincang dengan Kompas.com, asap mengepul dari sebuah gudang di dalam pasar. Asapnya cukup membuat mata siapa saja merasa perih. Namun Nahrawi tampak biasa saja.

"Pedih sih, tapi sudah biasa saja. Kita mah setiap madamin api yang dipikirin bagaimana cepat padam. Udah gitu aja enggak mikir pedih mata," ujar Nahrawi. (Baca: Cerita Detik-detik Percikan Api Menjalar dan Membakar Pasar Senen)

Terganggu pedagang

Ada hal lain yang cukup menjadi kendala bagi para pemadam kebakaran. Seorang pemadam lain, Widiyanto, mengatakan pekerjaan mereka sempat terusik oleh pedagang yang lalu-lalang menyelamatkan barang dagangan.

"Ganggu banget, kita lagi kerja dia lalu-lalang," ujar Widiyanto.

Meski demikian, dia memahami bahwa pedagang sedang panik. Para pedagang juga berjuang menyelamatkan barang dagangan mereka dari api. Selama tokonya masih bisa dijangkau pedagang, pemadam membiarkan mereka.

Nahrawi menambahkan sikap pedagang Pasar Senen masih lebih baik daripada korban kebakaran lain. Dia menceritakan pengalamannya ketika memadamkan kebakaran di permukiman warga.

Pada umumnya, warga yang rumahnya kebakaran akan lebih menyulitkan petugas.

"Kalau warga ampun deh, malah dia yang mau ambil selang terus mau madamin api sendiri," ujar Nahrawi.

Selain itu, petugas pemadam kebaran juga sering dituduh macam-macam oleh warga. Nahrawi mengatakan warga sering protes karena pemadam malah menyemprotkan air ke titik yang tidak ada apinya. (Baca: Enam Kebakaran Besar Pernah Landa Pasar Senen)

Menurut warga, seharusnya air disiram ke arah ruangan yang terbakar. Padahal, itu merupakan salah satu teknik untuk mencegah api menyebar ke bagian lain.

"Sekarang saya tanya, kalau sudah kebakaran apa iya yang lain mau kebakar juga? Enggak kan. Ya itulah namanya jaringan kita putusin," ujar Nahrawi.

Keduanya pun menilai pekerjaan ini harus dinikmati tanpa mengharapkan pamrih apa-apa. Nahrawi mengatakan mungkin inilah sebabnya dia dan teman-temannya tidak berkeluh kesah selama menaklukan kebakaran.

Kompas TV Pasar Senen Diamuk Si Jago Merah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com