Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Pembinaan di Panti Sosial Kedoya

Kompas.com - 20/01/2017, 06:10 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

JAKARTA,  KOMPAS.com - Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 1, Kedoya, Jakarta Barat menjadi satu dari 27 panti sosial di DKI Jakarta yang melindungi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Panti tersebut berada di bawah naungan Dinas Sosial Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Seluruh dana panti berasal dari biaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Panti ini memiliki kapasitas 260 orang. Namun, saat ini terdapat sekitar 380 warga binaan yang tinggal di sana.

"Jika sudah kelebihan jumlah orang, sebagian warga binaan akan dipindahkan ke PSBIBD Cengkareng," ujar Abdul Hakim, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, saat ditemui Kompas.com, Rabu (18/1/2017).

Kebanyakan PMKS yang ditampung di sana adalah orang jompo dan orang yang memiliki masalah kejiwaan. Tunawisma dan rakyat yang hidup sebatang kara juga dibina di PSBIBD.

Abdul mengatakan, penampungan warga ini dilakukan berdasarkan tindak lanjut Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Pergub ini melarang setiap orang mengemis, mengamen, atau bahkan melakukan kegiatan mengelap kaca dengan berharap imbalan.

Melakukan asesmen

Panti sosial yang berada di Kedoya maupun Cengkareng, merupakan tempat singgah sementara. PMKS tinggal di sana paling lama 21 hari sebelum dipindah ke panti binaan selanjutnya.

Dalam menentukan panti binaan lanjut yang paling sesuai untuk warga binaan, pihak Pembina PSBIBD dengan dibantu Pekerja Sosial melakukan asesmen dan klasifikasi.

“Kami melakukan anamnesa—pemeriksaan fisik—dan wawancara kepada warga binaan. Dari hasil pemeriksaan ini, kami membuat klasifikasi,” ucap Abdul.

Contoh klasifikasi yang dibuat adalah kelompok Lanjut Usia (Lansia) dan kelompok Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). Warga binaan yang masuk ke dalam kelompok Lansia selanjutnya akan dipindahkan ke Panti Werda.

Sementara itu, warga binaan kelompok ODMK akan diteruskan ke Panti Laras. Namun, kelompok ODMK dibagi lagi menjadi tiga kelas.

Kelas satu, ditandai dengan gelang merah, merupakan kelompok berisi warga binaan yang sulit diajak berkomunikasi. Mereka biasanya tidak bisa mengingat keluarga dan alamat rumah mereka.

Kelas dua, ditandai dengan gelang kuning, adalah kelompok warga binaan yang sudah bisa diajak berkomunikasi tetapi masih memiliki kesulitan mengingat. Sedangkan ODMK kelas tiga, yang memakai gelang hijau, sudah bisa dikaryakan dan mengingat alamat rumah mereka.

Cahyu Cantika Amiranti Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 1, Kedoya, Jakarta Barat.

Pembinaan

Halaman:


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com