Ia mengatakan, kondisi pemadaman bisa dilihat dari warna asap. Jika asap yang keluar berwarna hitam, artinya masih ada material yang terbakar. Jika asap yang keluar berwarna putih, artinya kebakaran sudah padam.
Kendala lainnya adalah jarak sumber air ke lokasi kebakaran yang sekitar 1 km. Subejo mengatakan, suplai air awalnya terhambat. Semakin sore, suplai air mulai terjaga. Suplai air yang terjaga membantu percepatan proses pemadaman.
Seorang pemadam kebakaran, Nahrawi, mengatakan kendala lain yang mereka alami adalah banyaknya rolling door kios yang digembok.
Pedagang juga banyak yang lalu-lalang untuk menyelamatkan dagangan sehingga mengganggu kerja petugas.
"Tapi wajar, namanya orang panik," ujar Nahrawi.
Sudah enam kali
Setidaknya tercatat enam peristiwa kebakaran besar pernah melanda Pasar Senen. Tahun 1974 pasar itu pernah terbakar. Saat itu kawasan Pasar Senen menjadi salah satu pusat peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari). Pasar Senen pun ikut terbakar.
Pada 23 November 1996, Pasar Senen kembali terbakar. Sebanyak 750 kios di Blok IV dan V ludes.
Selang tujuh tahun, tepatnya Januari 2003, Pasar Senen kembali mengalami kebakaran. Kali ini di Blok IV dan Blok IV B yang terbakar. Kebakaran itu menghanguskan 300 kios.
Tahun 2010 si jago merah melalap lagi kios-kios di Blok VI, yang didominasi pedagang tas, pakaian, dan buku. Sekitar 300 kios dan tenda pedagang kaki lima hangus saat itu.
Kebakaran di Pasar Senen kemudian kembali terjadi pada 25 April 2014 dan menghanguskan sekitar 2.000 kios.
Kamis kemarin, kebakaran terjadi lagi. Sekitar 1.691 kios hangus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.