JAKARTA, KOMPAS.com - Fungsi terowongan penyeberangan di Stasiun Manggarai belum sepenuhnya disadari pengguna jasa kereta api.
Masih ada penumpang yang belum memanfaatkan terowongan itu untuk menyeberangi peron. Ada juga yang mengaku tidak tahu bahwa terowongan itu sudah dioperasikan.
"Saya sudah lihat ada terowongan ke bawah, tetapi tidak tahu untuk apa (fungsinya) ujar Murniah (58), Jumat (20/1/2017).
Murni memang melihat plang penanda menunju peron tepat di atas tangga menuju bawah tanah itu. Namun, ia mengira terowongan itu belum selesai dibangun.
"Kalau saya biasanya sampai di Manggarai pukul 12.00 seperti ini. Biasanya saya lihat terowongannya sepi tidak ada yang lewat. Dikira belum jadi," ujar Murni.
Menurut Kepala Stasiun Manggarai Riki Nansi Saputro terowongan penyeberangan ini dibangun untuk kemudahan dan keselamatan pengunjung.
Apalagi, Manggarai adalah stasiun transit yang dilalui banyak pengguna jasa kereta api untuk berpindah rute.
"(Stasiun) ini kan stasiun transit. Kalau tidak ada terowongan, orang bisa kehabisan waktu menunggu kereta berhenti dan lewat," kata dia.
Sebab, kata dia, kereta yang datang kerap menutup lintasan penyebrangan menuju peron lainnya.
Oleh karena itu, ia berharap terowongan penyeberangan in bisa membantu penumpang kereta api menyeberangi peron.
(Baca juga: Mengintip Terowongan Penyeberangan di Stasiun Manggarai)
Berdasarkan Pengamatan Kompas.com, masih banyak penumpang yang rela menunggu kereta melewati lintasan dibandingkan menyeberang lewat terowongan yang bebas hambatan.
"Iya memang masih banyak yang bandel. Kami biasa mengimbau bahwa penumpang harus lewat terowongan biar lebih cepat, tetapi banyak yang tidak tahu dan tidak mau," komentar petugas yang berjaga di lintasan penyeberangan.
Dia mengatakan bahwa respons penumpang macam-macam saat diimbau. Mereka yang terbiasa menyeberang lewat terowongan biasanya dari kalangan pekerja kantoran.
"Ada juga yang tahu tapi lalai. Alasannya capek kalau naik turun tangga. Ada juga yang bingung saat diberitahu. Biasanya yang begitu orang yang belum tahu," ujar dia.
Meski demikian, ada juga pengunjung yang tertib menyeberang lewat terowongan. Nurjannah (38), mengatakan bahwa terowongan membuat gerak penumpang lebih mudah.
"Kalau hari kerja dan takut terlambat, enggak perlu takut peron tertutup kereta transit," ujar dia.
Nurjannah menyampaikan, tak ada alasan malas lewat terowongan karena fasilitas yang disediakan pun nyaman.
"Tempatnya adem, bersih. Bagus yah," tambah dia. Setali tiga uang, Suryo Dwi (20), yang rutin menggunakan commuterline ke lokasi bekerja itu menilai, selain nyaman, penumpang di stasiun itu jadi lebih tertib.
"Dulu penuh sekali, ramai, sesak kalau menyeberang," kata dia. Suryo juga menyarankan agar lintasan terowongan digunakan meskipun tak ada kereta transit yang menutup peron lain.
Dengan begitu, penumpang tak perlu was-was akan ada kereta lewat. Terowongan penyeberangan Stasiun Manggarai mulai dioperasionalkan pada 8 Desember 2016.
Sejauh ini, lokasi bawah tanah itu sudah terlihat rapi. Selain dilengkapi dengan kipas angin, dan lampu penerangan, jalan pada terowongan itu sudah tertutup aspal.
Di sepanjang terowongan juga terlihat beberapa tempat sampah. Stasiun Manggarai setiap harinya melayani 100.000-150.000 penumpang dengan lalu litas 672 perjalanan commuterline tujuan Jakarta Kota, Bekasi, Tanah Abang sampai Duri, serta Depok sampai Bogor.
"Semoga dengan terowongan ini, penumpang bisa lebih nyaman," ujar Riki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.