JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai lembaga survei belakangan sudah merilis hasil surveinya terhadap calon yang bertarung di Pilkada DKI 2017. Apakah hasil survei berpengaruh untuk mengubah pilihan pemilih?
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha menilai, yang paling besar mengubah pilihan publik sebenarnya sosok kandidat, bukan hasil survei.
"Tentu yang paling besar pengaruhi publik itu kandidat lalu performa kampanyenya, ketimbang survei," kata Hanta, dalam sebuah diskusi radio di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/1/2017).
Dalam contoh pilkada DKI 2012, Hanta menyatakan banyak lembaga survei memenangkan petahana Fauzi Bowo alias Foke. Namun, hal itu tidak terbukti karena Foke ternyata kalah di Pilkada 2012.
Hanta mengatakan survei memang bisa juga dipakai untuk menggiring opini publik. Hal tersebut bagian dari propaganda politik.
Namun, di sisi lain, Hanta menyebutkan survei juga bermanfaat bagi kandidat untuk menyusun strategi yang tepat dalam memilih isu dan problem yang diangkat.
Ia menambahkan, survei juga merupakan bagian dari informasi publik. Lembaga survei harus punya tanggung jawab terhadap kejujuran dan berintegritas.
"Itu sebenarnya tanggung jawab akademik lembaga survei ke publik," ujar Hanta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.