Kompas.com mencoba melakukan survei sederhana pada pengunjung Terminal Manggarai. Mereka adalah orang-orang yang bersedia ditanya dan berlalu-lalang mulai pukul 16.30 sampai 17.20.
Pada jam-jam tersebut, didapati 10 orang dengan rentang usia 16-64 tahun. Dari sejumlah orang itu, 9 di antaranya belum mengetahui benar arti dan fungsi garis kuning tersebut.
“Garis petunjuk jalan, misalnya mau ke mana, kanan, kiri, atau bawah. Petunjuknya pakai garis itu,” ujar Otong Taryo (64) setelah terlihat memakai jalur tersebut saat berjalan, Kamis (19/1/2016).
Seorang karyawan swasta, Rina (30), menyampaikan hal senada. “Garis penunjuk jalan untuk pengguna terminal,” jawabnya saat ditanya.
Ia mengira, jalur itu adalah variasi penunjuk jalan. “Sebenarnya mending pakai tanda panah,” ujar Rina lagi.
Kebanyakan pengunjung tidak mengetahui fungsi jalur kuning tersebut. Beberapa pengunjung mengaku tidak tahu karena baru beberapa kali melewati terminal.
“Saya baru di sini (Jakarta). Jadi belum tahu,” ujar Chen (16), siswa SMA.
Kendati demikian, ada juga pengunjung Terminal Manggarai yang tahu fungsi garis kuning itu. “Jalurnya tunanetra. Benar kan?” ujar Sandi (23) tak yakin.
Kurang sosialisasi
Mengenai banyaknya pengunjung terminal yang belum mengetahui fungsi garis kuning ini, pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, mengatakan bahwa pangkal ketidaktahuan masyarakat adalah kurangnya sosialisasi.
“Banyak yang mengira jalur panduan (khusus penyandang disabilitas) itu hanya variasi di jalanan,” ujarnya dihubungi Kompas.com, Senin (23/1/2017).
(Baca juga: Trotoar di Jakarta Tidak Ramah bagi Pejalan Kaki dan Penyandang Disabilitas)
Sekali waktu, kata Djoko, ia pernah membuat film pendek soal potret guiding block. Kemudian, film itu ia bagikan kepada teman-teman melalui aplikasi WhatsApp.
“Ternyata 75 persen di antaranya belum pernah tahu," kata dia.
Ia juga menilai, sosialisasi ini penting dilakukan agar masyarakat tahu fungsi dan tujuan jalur panduan jalan bagi penyandang disabilitas itu. Dengan begitu, mereka akan ikut menjaga agar jalur itu tepat fungsi.
“Jangankan masyarakat, konsultan dan kontraktor pembangunan juga mesti tahu. Masa masih ada jalur pemandu yang terputus di tengah karena ada tiang (listrik) terbangun,” ujar dia.