JAKARTA, KOMPAS.com – Pada umumnya pasar adalah tempat yang penuh dengan aktivitas keramaian. Aksi para pedagang yang menawarkan dagangan, hingga para pembeli yang berusaha menawar harga menjadi pemandangan yang umum terlihat.
Namun, tidak demikian dengan Pasar Blok G, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Deretan kios-kios kosong malah menjadi pemandangan biasa di bangunan tiga lantai itu.
Tak hanya kios kosong, hasil pengamatan Kompas.com pada Senin (23/01/2017), menemukan beberapa toko tak berpenghuni ditempeli kertas peringatan untuk melunasi biaya sewa.
Apa sepinya aktivitas pasar karena pedagang tidak mampu membayar sewa mereka?
Salah satu pengelola Pasar Jaya Tanah Abang yang ditemui Kompas.com mencoba mengklarifikasinya. Menurut dia, pedagang tidak dipungut uang sewa tetapi hanya membayar uang retribusi atau biasa disebut BPP.
"Mereka bayar Rp 1.000 per hari," ucap pria yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Adapun uang itu, kata dia, akan digunakan untuk membayar listrik, keamanan, dan kebersihan pasar.
Nama Pasar Blok G Tanah Abang mulai dikenal publik saat Joko Widodo masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Waktu itu, Pemprov DKI Jakarta menggunakan pasar tersebut sebagai tempat untuk merelokasi pedagang kaki lima. Mereka yang dahulu berjualan di Jalan Jati Bunder dan jalan lain di kawasan Pasar Tanah Abang di tempatkan di lantai 2 dan 3 pasar.
Namun, bukan asal memindahkan, Pemprov DKI sebelumnya sudah pula merenovasi dan melengkapi pasar Blok G dengan berbagai fasilitas.
Usai renovasi, baru pada 2 September 2013, Pasar Blok G Tanah Abang ini diresmikan langsung oleh Jokowi.
Awal-awal setelah diresmikan, pasar tersebut ramai dikunjungi pengunjung. Pedagang pun senang dengan keadaan itu.
Namun, kini keadaan tersebut berbanding terbalik.
"Tempat ini seperti mati suri," ujar Ahmad, salah satu pedagang pakaian olahraga yang masih bertahan di pasar itu, saat ditemui Kompas.com pada Senin (23/01/2017).
Ahmad yang kini menghuni salah satu kios di lantai dua menceritakan, kalau kondisi itu mulai berlangsung sejak Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.