"Tempat ini seperti mati suri," ujar Ahmad, salah satu pedagang pakaian olahraga yang masih bertahan di pasar itu, saat ditemui Kompas.com pada Senin (23/01/2017).
Ahmad yang kini menghuni salah satu kios di lantai dua menceritakan, kalau kondisi itu mulai berlangsung sejak Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia.
Padahal, kata dia, saat Jokowi masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, kondisi pasar masih ramai dikunjungi pembeli.
Hal itu terjadi, karena ada berbagai kegiatan hiburan untuk menarik pengunjung. Contohnya menonton film melalui layar raksasa di lantai tiga dan undian berhadiah.
"Dahulu sehari bisa jual 7 potong pakaian," ujar Ahmad.
(Baca: Pasar Blok G Tanah Abang Sepi sejak Jokowi Jadi Presiden)
Dengan jumlah penjualan seperti itu, Ahmad bisa mendapat omzet Rp 700.000 – Rp 1 juta per hari. Kondisi ini berbanding jauh dengan sekarang yang hanya bisa menjual 1 potong pakaian.
Bagaimana dengan fasilitasnya? Dari hasil pengamatan Kompas.com, bangunan yang sudah berdiri 28 tahun lebih ini sudah dilengkapi fasilitas eskalator di tiap lantainya.
Namun, karena sepi, sekarang hanya satu eskalator di lantai dua yang difungsikan. Adapun untuk kamar mandi kecil atau toilet ada di tiap lantainya.
Kembali ke jalan?
Kompas.com memperoleh informasi dari salah satu pengelola Pasar Jaya Tanah Abang yang mengatakan, para pedagang telah kembali ke jalan.
"Pedagang telah kembali jualan di Jalan Jati baru di Tanah Abang," ujar pria yang tidak mau disebutkan identitasnya itu.
Meski begitu, lanjut dia, pedagang tidak berjualan di bahu jalan, tetapi di trotoar, gang, dan rumah-rumah penduduk di sekitar Jalan Jati baru.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.