Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sistem Kerja "Pasukan Oranye"

Kompas.com - 24/01/2017, 10:11 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Terhitung sejak awal 2016, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membentuk satuan petugas yang khusus menangani persoalan lingkungan di permukiman penduduk. Namanya petugas pemeliharaan prasana dan sarana umum (P3SU).

Gaji yang diterima petugas yang dikenal dengan nama "pasukan oranye" ini setara upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta. Memasuki tahun keduanya, kini besaran gaji yang diterima seorang pasukan oranye mencapai Rp 3,3 Juta, yang merupakan besaran UMP DKI 2017.

Penempatan pasukan oranye dilakukan per kelurahan. Jumlahnya 70 orang per tiap kelurahan. Mereka kemudian dibagi menjadi tujuh kelompok.

Seorang anggota pasukan oranye asal Kelurahan Jatinegara di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kristian (26), menjelaskan jam kerja mereka dibagi atas dua shift, yakni shift pagi pukul 07.00-15.00 dan shift sore pukul 15.00-23.00.

Setiap bulannya, ada satu kelompok yang bertugas untuk shift  malam.

"Kalau lagi giliran shift malam, sebulan shift malam terus. Bulan depan baru yang lain," kata Kristian, saat ditemui Kompas.com, Senin (23/1/2017).

(Baca: Dulu Kurang Peminat, Kini "Pasukan Oranye" Diperebutkan)

Menurut Kristian, pasukan oranye bekerja 6 hari dalam sepekan. Khusus akhir pekan, sebagian bekerja pada hari Sabtu, sedangkan sebagian lagi pada hari Minggu.

"Tapi kalau misal ada kegiatan sekecamatan, semuanya masuk," ujar dia.

Saat ditemui, Kristian dan teman-teman kelompoknya tengah masuk shift malam. Mereka terlihat tengah membersihkan sampah-sampah di pinggir-pinggir jalan di wilayah Kelurahan Jatinegara.

Setelah menyapu jalan, sekitar pukul 17.00, mereka menuju kantor kelurahan. Di halaman kantor terlihat satu unit motor dan satu unit mobil pengangkut sampah yang tengah terparkir.

Kedua kendaraan itu tampak dalam kondisi kotor karena sebelumnya digunakan oleh anggota pasukan oranye yang shift pagi. Melihat hal itu, Kristian dan teman-temannya langsung mengambil selang dan peralatan lain untuk membersihkan dua kendaraan tersebut.

"Ya begini kalau shift malam. Standby di kelurahan. Entar malam kami keliling lagi bersih-bersih kalau ada sampah lagi di jalan," ujar Kristian.

Meski terlihat lebih santai ketimbang yang masuk siang, Kristian menyatakan mereka bertanggung jawab jika ada peristiwa tak terduga yang terjadi di wilayah tersebut. Misalnya ada genangan akibat mampetnya saluran ataupun pohon tumbang.

"Kalau ada pohon tumbang di lingkungan sini pas sore, yang shift sore yang harus siap," kata dia.

"Kalau saluran selama masih bisa kami tangani, kami tangani sendiri. Kalau sudah enggak bisa kami lapor ke Lurah atau Kasatpras. Mereka nanti lanjutin ke Dinas Tata Air," ucap pria yang dulunya berprofesi sebagai sopir ini.

(Baca: Cerita Pasukan Oranye di Kemayoran Terkait Ketatnya Pengawasan dan Perekrutan)

Kompas TV Pasukan Oranye Bersih-Bersih Usai Doa Bersama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com