JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya mempersiapkan sanksi bagi penjaga tahanan narkoba Mabes Polri pasca-kaburnya tujuh tahanan kasus narkoba, Selasa (24/1/2017).
"Pasti, dianggap lalai ya, tidak profesional dalam tugas. Itu terkait dengan disiplin ya," kata Boy di Jakarta Timur, Selasa.
Boy mengatakan, keberadaan tahanan menjadi tanggung jawab para penjaga. Propam juga masih menginvestigasi apakah ada unsur kerja sama antara penjaga dan tahanan atau tidak.
"Hasilnya pemeriksaan belum dikasih ke kita tetapi yang jelas dari Divisi Propam sudah menerjunkan," ujar Boy.
Ia mengatakan, selain memeriksa petugas jaga, Propam memeriksa ruang tahanan yang terletak di Cawang, Jakarta Timur itu.
(Baca juga: Berikut Identitas Tujuh Tahanan Narkoba yang Kabur)
Belum diketahui bagaimana ketujuh tahanan itu memperoleh alat untuk membobok dinding dan melarikan diri.
Sebab, penjagaan di tahanan ketat sehingga sulit memasukkan barang sembarangan ke dalam.
Boy juga mengatakan, ada kemungkinan mereka melarikan diri karena kondisi bangunan.
"Ya ini kan bangunan lama, makanya ini juga akan menjadi bahan evaluasi, tetapi yang jelas sebab musabab, siapa yang bertanggung jawab, nanti akan kita sampaikan secara khusus," ujar Boy.
Tujuh tahanan Direktorat Tindak Pidana IV Narkotika Bareskrim Mabes Polri kabur dari ruang tahanan di Cawang, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2017).
Dirtipid IV Narkotika Bareskrim Mabes Polri Brigjen Eko Daniyanto mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 06.30.
"Tahanan melarikan diri dengan cara melubangi tembok kamar mandi di kamar 5 dengan cara menggunakan batang besi sepanjang 30 sentimeter yang kemudian memanjat tembok setinggi 2,5 meter milik RS Otak," kata Eko saat dikonfirmasi.
(Baca juga: Tujuh Tahanan Kasus Narkoba Kabur Panjat Tembok RS Pusat Otak)
Mereka merusak tembok ruang tahanan dan melompati tembok. Setelah berhasil keluar, mereka menuju halaman parkir Rumah Sakit (RS) Otak Nasional yang berada persis di samping Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Kami membuka CCTV Tipid IV Narkoba bagian belakang tahanan untuk mengetahui para tersangka melarikan diri. Terlihat pada rekaman CCTV jam 04.15 pagi para tersangka membobok tembok tahanan," kata Eko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.