Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cagub-Cawagub DKI Dinilai Belum Membumi Beri Penjelasan dalam Debat Pertama

Kompas.com - 26/01/2017, 16:47 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang panelis dalam debat pertama yang digelar KPU DKI, Yayat Supriatna menilai, pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta masih belum memberikan penjelasan realistis terkait program mereka dalam debat pertama yang diselenggarakan KPU DKI Jakarta pada 13 Januari 2017.

"Ketika mengemukakan gagasan atau ide itu banyak yang ngawang, masih belum membumi," ujar Yayat dalam diskusi yang digelar Populi Center di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2017).

Yayat yang juga pengamat perkotaan itu menyebutkan, pasangan cagub-cawagub DKI tidak menggunakan basis data yang sama saat memberikan penjelasan dalam debat. Yayat pun mempertanyakan bagaimana mereka bisa mendapatkan data-data yang berbeda itu.

"Ketika akan mulai debat, sayangnya memang setiap paslon itu memaparkan gagasan itu tidak menggunakan basis data yang sama," kata dia.

Padahal, lanjut Yayat, Jakarta memiliki rencana kerja pemerintah dan rencana pembangunan jangka panjang. Rencana tersebut seharusnya bisa menjadi basis data semua pasangan calon.

Dengan data, semua pasangan calon dinilai akan lebih memberikan penjelasan yang realistis. Data juga bahkan bisa digunakan untuk mengkritisi satu sama lain.

"Kalau saya yang jadi paslon misalnya, sederhana saja, saya tinggal mengatakan bahwa pencapaian Anda ini tidak realistis karena saya punya data yang lebih akurat dengan basis data yang sama," ucap Yayat. (Baca: Roy Suryo: Debat Perdana, Anies-Sandi Menang Performa, Ahok-Djarot Menang Materi)

Karena tidak menggunakan basis data yang sama, para pasangan calon memiliki masalah saat dihadapkan pada persoalan-persoalan yang realistis. Yayat berharap, semua pasangan cagub-cawagub bisa menggunakan banyak data dalam debat kedua pilkada nanti.

"Data ini bisa dipergunakan untuk meyakinkan pemilih rasional. Itu penting, orang rasional itu harus dirasionalkan," tutur Yayat.

Pemilih di Jakarta, kebanyakan merupakan pemilih yang rasional dan hypermodernist. Oleh karena itu, mereka harus diyakinkan menggunakan data.

Kompas TV Meme Humoris Debat Pilkada DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com