Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU DKI Ingin Sebanyak-banyaknya Pemilih di Jakarta Menonton Debat

Kompas.com - 26/01/2017, 17:55 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner KPU DKI Jakarta Dahliah Umar mengatakan, KPU DKI sebenarnya menginginkan debat Pilkada DKI 2017 disiarkan seperti di Amerika Serikat, yakni tanpa iklan.

Namun, kata dia, biaya yang dibutuhkan untuk membeli siaran semacam itu sangat besar.

Di sisi lain, KPU DKI menginginkan sebanyak-banyaknya pemilih pada Pilkada DKI Jakarta 2017 menonton debat tersebut.

"Kami ingin sebanyak-banyaknya audiens menonton debat, tetapi kita tidak bisa membiayai biaya air time. Akhirnya, kemudian kami bekerja sama dengan TV," ujar Dahliah dalam diskusi yang digelar Populi Center di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2017).

(Baca juga: Tema Debat Pilkada Dinilai Pengaruhi Perilaku Pemilih di Jakarta)

Melalui kerja sama dengan berbagai TV, para pemilih di Jakarta akhirnya akan menyaksikan debat tersebut. KPU DKI Jakarta juga tidak perlu mengeluarkan biaya penyiaran.

KPU DKI hanya membiayai sewa tempat, akomodasi, dan keperluan lainnya di luar penyiaran.

"Akhirnya kami punya kesempatan seluruh TV menayangkan. Kalau tidak seperti itu, hanya satu stasiun TV saja, itu akan terbatas. Kita agak dalam tanda kutip memaksakan masyarakat untuk menonton debat," kata dia.

Dahliah mengatakan, pemilih di DKI Jakarta merupakan pemilih yang rasional. Banyak di antara mereka yang merupakan swing voters.

Oleh karena itu, KPU DKI ingin sebanyak-banyaknya pemilih di Jakarta yang menonton debat pasangan cagub-cawagub.

"Karena tidak ada loyal voters, kami menilai pemilu ini sangat tergantung dengan informasi tentang calon, tidak tergantung dengan relasi primordialisme, tidak tergantung dengan relasi kesukuan, agama," ucap Dahliah.

(Baca juga: Cagub-Cawagub DKI Dinilai Belum Membumi Beri Penjelasan dalam Debat Pertama)

Dia pun memberi contoh pemenang partai pemilu di DKI Jakarta yang selalu berubah. Pada 1999, PDI-P menjadi pemenang pemilu di Jakarta. Namun, pada 2004 yang menjadi pemenang adalah PKS.

"2009, Demokrat menang 1,2 juta, PKS menjadi 600.000 yang sebelumnya dia menjadi juara," ujar dia. Kemudian, PDI-P kembali menjadi pemenang pada pemilu 2012.

Kompas TV KPU DKI Jakarta Siapkan 3 Tema Debat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com