Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imlek ala Generasi Milenial, Antara Kenangan Riang dan Harapan Baik

Kompas.com - 27/01/2017, 16:03 WIB
Luthfi Kurniawan

Penulis


KOMPAS.com
- Setiap kali Imlek datang, Gio (24 tahun) akan jadi anak kecil lagi. Matanya berbinar menatap hidangan Imlek yang menghiasi ruang makan di rumah kakek dan neneknya.

“Emak, kiong hi!” adalah kalimat “sakti” Gio sejak kecil setiap kali bertemu sang nenek di perayaan Imlek. Ucapan tersebut semestinya berbunyi lengkap “Kiong Hi Huat Tsai” yang berarti “Selamat Menjadi Kaya”.

Kalimat “sakti” itu selalu berbuah manis, meski struktur bahasanya tak lengkap. Hasilnya, amplop merah angpau berpindah ke tangan Gio. Bisa jadi inilah satu-satunya kalimat "salah ucap" yang paling menyenangkan bagi Gio dan anak-anak keturunan Tionghoa.

Bukan lagi semata soal keyakinan

Bagi Gio, menerima angpau tak hanya mengembalikan kesenangan merasa lagi menjadi anak-anak yang riang, tetapi juga pertanda keluarga besarnya berkumpul.

Gue sih suka banget ya Imlek. Soalnya, justru perayaan hari-hari China yang bikin keluarga gue pada ngumpul. Maklum kami lintas-agama,” ujar dara yang bekerja di komunikasi publik di kawasan Jakarta Selatan ini, Rabu (25/1/2017).

Gio mengatakan, tak semua anggota keluarga besarnya masih menganut agama Budha. Banyak dari mereka yang kini memeluk agama Kristen. Keluarga Gio kini pun beragama Islam.

“Nenek gue juga menyajikan hidangan babi karena banyak keluarga yang Kristen. Tapi karena dia tahu gue Muslim, dia bakal kasih tahu nih yang bisa gue makan masakan yang mana saja,” tutur Gio.

Menata ulang harapan

Lain lagi dengan Lia (24). Baginya, Imlek adalah sebuah awal untuk kembali berharap. Setelah satu tahun berlalu lagi, Imlek kembali menyajikan harapan baru.

Seperti halnya Gio, keluarga besar Lia juga tak lagi memeluk satu keyakinan yang sama. Di keluarganya ada yang masih memeluk agama Budha, ada juga yang kini beragama Kristen atau Katolik.

KOMPAS.COM/MUHAMMAD IRZAL A Dekorasi serba Imlek di pintu gerbang Taman Safari Indonesia di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/2/2016).

Imlek, kata Lia, di keluarganya tak cuma jadi ajang untuk semua anggota keluarga besar berkumpul. Acara seperti pernikahan, ujar dia, sudah bisa kalau "hanya" untuk kebutuhan "kumpul keluarga".

Kegiatan saat berkumpul menjelang Imlek dan acara keluarga yang lain pun serupa, dari menyantap hidangan favorit hingga menggoda Lia yang belum ada gelagat menikah.

Menurut Lia, Imlek menjadi momentum yang terasa beda, justru karena artinya secara harfiah.

“Ini kan ngerayain tahun baru, jadi semua orang gembira. Semuanya punya harapan biar tahun barunya lebih baik lagi," ungkap dia.

Tradisi

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com