Jumlah percakapan tentang Anies-Sandi mencapai 41,52 persen dengan sentimen positif 71 persen dan sentimen negatif 29 persen. Sentimen positif karena pujian terhadap penampilan fisik Sandi, dan program menyelesaikan masalah sampah, sedangkan sentimen negatif karena adanya sindiran terhadap Anies saat masih menjabat sebagai menteri, dan Anies dianggap terlalu fokus menyerang.
Segmen 6, jumlah percakapan tentang Agus-Sylvi mencapai 1,39 persen dengan sentimen positif 43 persen dan sentimen negatif 57 persen. Sentimen positif karena adanya apresiasi terhadap pemimpin ideal untuk Jakarta dan Agus dianggap memberi penutupan yang menyemangati.
Tapi muncul sentimen negatif karena cibiran tentang pernyataan Anies tentang pertanyaan Sylvi, dan anggapan melanggar aturan karena berbicara meski waktu habis.
Jumlah percakapan tentang Ahok-Djarot mencapai 47,86 persen dengan sentimen positif 45 persen dan sentimen negatif 55 persen. Sentimen positif disebabkan pemaparan mengenai transportasi yang terkoneksi, dan birokrasi yang melayani rakyat sedangkan sentimen negatif karena Ahok yang sempat salah mengucapkan data mengenai peringkat Kemendikbud.
Jumlah percakapan tentang Anies-Sandi mencapai 40,75 persen dengan sentimen positif 68 persen dan sentimen negatif 32 persen. Sentimen positif disebabkan karena adanya komitmen untuk menghentikan reklamasi, memperbanyak sumur resapan, dan pemaparan program OK-OCE.
Sentimen negatif muncul karena adanya kritikan terhadap kinerja Anies saat menjadi menteri, dan data yang tidak sesuai.
Dari hasil analisa di atas, Politicawave memberi kesimpulan terhadap penampilan seluruh pasangan calon.
Menurut Politicawave, Agus-Sylvi mendapat pujian dari netizen terkait gaya penyampaian yang lebih tenang dan lugas dari sebelumnya. Namun terdapat pula netizen yang masih mengkritisi gaya penyampaian Agus seperti menghafal teks dan gaya bahasanya yang sulit dipahami.
Selain itu netizen juga menaruh perhatian terhadap Agus-Sylvi dan Anies-Sandi yang dinilai kurang memanfaatkan waktunya untuk menjelaskan detail visi misi mereka dan lebih terlihat mencari kekurangan petahana.
Untuk Ahok-Djarot, Politicawave menilai perhatian netizen terhadap pasangan petahana masih sangat besar. Ahok disebut-sebut lebih jelas, terstruktur dan detail dalam memaparkan visi misi dan lebih tenang merespons serangan lawan debat sesuai dengan durasi yang diberikan.
Namun beberapa segmen berikutnya, Ahok-Djarot mulai mendapat kritikan dari netizen terkait rapor birokrasi Jakarta di tahun 2015, seperti yang disinggung oleh Anies.
Apresiasi yang datang terhadap Anies-Sandi terkait ketepatan data yang disampaikan. Secara garis besar, masih terdapat kritikan dari netizen terkait gaya penyampaian Anies yang dinilai retoris dan Sandiaga yang dinilai kurang relevan dengan topik yang diangkat dan kerap menyinggung isu lapangan pekerjaan juga penciptaan usaha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.