Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Transportasi "Online", Apakah Sopir Bemo Akan Beralih Profesi?

Kompas.com - 28/01/2017, 09:12 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak bermunculan transportasi berbasis aplikasi online, banyak warga yang beralih menggunakan transportasi konvensional. Tak pelak, angkutan seperti bemo pun mulai ditinggalkan warga.

Seorang sopir bemo di Bendungan Hilir, Nanang (50), mengaku tak akan berhenti menjadi sopir bemo dan beralih profesi. Dia sudah menjalankan profesi ini selama 25 tahun.

"Saya tidak tahu mau kerja apa. Sekarang cari kerja makin susah. Jadi tukang ojek juga kurang berani, kelihatannya bahaya," ujar Nanang kepada Kompas.com, pekan lalu.

Kedua anak Nanang sudah menikah. Karena itu, menurutnya penghasilan dari "narik" bemo masih mencukupi untuk kebutuhan pokoknya dengan istrinya.

Nanang mengaku mencoba bertahan menghadapi persaingan dengan transportasi online secara alami.

"Saya bingung harus bagaimana. Ya sudah, jalani saja. Sampai sekarang bemo juga masih banyak dipakai sama warga sekitar dan anak sekolah," ucap Nanang.

Walaupun begitu, sudah banyak sopir bemo lain yang menjual bemo atau beralih profesi. Seperti Joko (45), yang sudah pernah menjual satu bemo miliknya dan sedang merencanakan untuk berhenti menjadi sopir bemo.

Joko mengatakan, alasan lain yang menyebabkan dirinya dan beberapa sopir bemo menjual kendaraannya adalah karena sparepart bemo sudah semakin sulit dicari. Jika mesin rusak pun mereka harus mencoba untuk memperbaikinya sendiri terlebih dahulu.

Cahyu Cantika Amiranti Bemo yang masih beroperasi di Jakarta.
Sudah jenuh di Jakarta

Sebelumnya, Joko memiliki dua buah bemo. Lalu, dia memutuskan untuk menjual salah satu bemo miliknya kepada seorang kolektor barang antik di Semarang.

"Saya buat bagus dulu bemonya. Saya cat ulang body luar dan dalam, serta saya perbaiki mesinnya," kata Joko.

Bemo milik Joko pun dibeli seharga Rp 28 juta. Menurutnya, memang banyak kolektor dari luar daerah yang menawar untuk membeli bemo di Bendungan Hilir.

Uang hasil penjualan bemo tersebut digunakan Joko untuk menambah modalnya membangun bisnis di Sumatera. Dia berencana untuk memiliki perkebunan karet.

"Bersyukur modal sudah terkumpul. Tahun depan saya mau pindah ke pulau seberang," ujar Joko.

Joko mengaku sudah jenuh bekerja di Jakarta. Ditambah pendapatan bemo yang sudah semakin tak menentu.

Seperti Joko, banyak sopir bemo lain yang sudah dibeli bemonya oleh kolektor. Jumlah bemo di Bendungan Hilir pun hanya tersisa sekitar 40 bemo dari 100 bemo yang sebelumnya beroperasi.

"Tinggal menunggu saja kapan bemo habis dengan sendirinya atau dihilangkan oleh pemerintah. Sebelumnya pernah dengar kalau Januari 2017 bemo sudah mau dihabiskan, tetapi ternyata belum dilakukan," ucap Joko.

Sebenarnya Joko tidak ingin bemo benar-benar hilang. Sebab, warga sekitar masih banyak yang membutuhkan bemo untuk pergi sekolah atau pergi dalam jarak dekat. Terlebih lagi, biaya bemo tetap lebih murah dibandingkan alat transportasi lain.

Kompas TV Bemo Alih Fungsi Jadi Perpustakaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com