Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Terjaring Operasi, Kini Praktik Pungli Itu Mulai Hilang...

Kompas.com - 01/02/2017, 09:50 WIB
Yodsa Rienaldo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pungutan liar kerap terjadi di Terminal Blok M, Jakarta Selatan. Petugas dinas perhubungan berseragam yang menarik uang dari setiap kendaraan umum yang akan keluar terminal sudah menjadi hal lumrah bagi kalangan sopir.

Namun, praktik itu belakangan mulai menghilang. Hal tersebut diakui sejumlah sopir bus dalam kota yang dijumpai Kompas.com pada Selasa (31/1/2017).

“Sudah enggak ada. Sudah tiga bulan inilah,” aku kondektur bus Mayasari Bakti jurusan Pulogadung–Blok M ketika ditanyai oleh Kompas.com mengenai keberadaan petugas yang melakukan pungutan liar di Terminal Blok M.

Terhitung sejak tiga bulan lalu, Presiden Joko Widodo mendeklarasikan “perang” terhadap pungli. Gaungnya dimulai ketika Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian memonitor langsung operasi tangkap tangan (OTT) di Kementerian Perhubungan, dengan aksi lanjutan dibentuknya Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli).

(Baca: Ini yang Kurang dari Pemberantasan Pungli di Mata Jokowi...)

Ancamannya pun tidak tanggung-tanggung, penjara sampai berujung pada pemecatan. Agaknya keseriusan ini memiliki dampak yang kuat terhadap petugas di Terminal Blok M.

Dari beberapa sopir dan kondektur yang ditanyai Kompas.com, semuanya mengaku tidak lagi melihat petugas yang melakukan pungutan.

Sebelumnya, ketika bus akan keluar dari terminal, terkadang ada oknum petugas dari dinas perhubungan yang melakukan pungutan.

“Sudah enggak. Paling, kalau surat-surat enggak lengkap. Ya kalau itu memang wewenang mereka,” ucap seorang kondektur metromini jurusan Pasar Minggu–Blok M ketika sedang memanggil penumpang sesaat sebelum bus keluar terminal.

Salah seorang sopir metromini lainnya yang sedang berada dalam antrean mengaku senang dengan keadaan sekarang. Ia merasa keberatan ketika setiap kali keluar dari terminal dimintai uang oleh petugas.

Membina petugas dan sopir

Kepala Terminal Blok M Mulya mengaku terus membina petugas ataupun para sopir angkutan. Dalam berbagai kesempatan, ia selalu mengingatkan kepada para petugas di Terminal Blok M untuk tidak main-main.

“Saya selalu bilang ke rekan-rekan di sini, ini instruksinya dari pusat. Kalau masih sayang anak istri di rumah, jangan ada yang main-main,” katanya kepada Kompas.com ketika ditemui di ruang kerjanya pada hari yang sama.

Mulya mengaku, “Istri dan anak” adalah poin yang selalu ia tekankan.

Ia menuturkan, apabila ada petugas yang kedapatan masih melakukan pungutan liar, maka ia sendiri yang akan mengirimkan laporannya ke pusat untuk diproses.

(Baca: Apa Kabar Satgas Saber Pungli?)

“Enggak perlu tunggu tim Saber Pungli, saya langsung yang akan kirim surat laporannya ke pusat,” ungkapnya.

Namun yang menarik, ternyata pembinaan bukan hanya dilakukan kepada para petugas. Terkadang karena sudah saling kenal, ada yang dengan sukarela memberikan setoran kepada petugas.

Menurut Mulya, hal ini sebetulnya tidak bisa disamakan dengan pungli karena pungli bersifat memaksa.

Akan tetapi, karena instruksinya adalah berantas pungli dengan nilai berapa pun, praktik seperti ini juga tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, sopir angkutan juga menjadi target pembinaan.

“Untuk sopir yang memberikan setoran, biasanya kami cek dulu kelengkapan surat-suratnya. Kalau lengkap, paling kami kasih hukuman push-up,” ucap Mulya.

Kompas TV Pegawai Dishub Ini Ditangkap Saat Lakukan Pungli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com