Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ratnasari, Anak Pemulung yang Sekolah sampai Perguruan Tinggi...

Kompas.com - 01/02/2017, 14:41 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Baru punya niat kerja, anak dari orangtua angkat Ratna datang menawarkan diri untuk membiayai dia kuliah.

“Galau, harus cari uang atau kuliah dulu. Keluarga menyarankan kuliah, tetapi lihat ayah sakit, saya mau kerja,” ujarnya.

Jadilah Ratna mencoba mencari penghasilan. Ia bekerja menjadi admin perkantoran. Namun, pekerjaan yang monoton membuatnya cepat bosan.

Baru dua bulan, Ratna berubah haluan. Ia ingin kuliah. Pikirnya, dengan pendidikan yang lebih tinggi, penghasilannya bisa lebih tinggi lagi nanti.

Kemudian, ia ambil tawaran kuliah. Ratna mengambil gelar diploma di sebuah kampus swasta di Jakarta.

Hingga wisuda tiba, ayahnya kembali jatuh sakit. Tak lama setelah itu, ayahnya dipanggil Yang Maha Kuasa.

Saat itu, tekadnya bekerja makin kuat mengingat adik bungsunya masih sekolah dan membutuhkan banyak biaya.

Sayangnya, pengabdian menjadi pengajar muda MAI harus ditinggalkan kalau ia benar memilih bekerja di tempat lain.

“Kakak pertama bekerja dan menetap di Kalimantan, yang kedua mulung juga. Saya pikir, cuma (saya) harapan keluarga,” tambah Ratna.

Karena itu, Ratna mengajak kepala pimpinan MAI berbicara. Ia memohon izin untuk mencari pekerjaan.

“Abu (sebutan Aslih Ridwan—kepala MAI) bilang, saya jadi pegawai di yayasan saja dan tinggal di sana untuk tetap mengajar,” katanya.

Beberapa pertimbangan ia pikirkan. Dalam lubuk hatinya, ia memilih menjadi pengajar. Apalagi, datang tawaran untuk melanjutkan kuliah sarjana. Yayasan ingin membiayai penuh.

Tawaran itu kemudian ia ambil. Sebelum mengambil kelas kuliah, yayasan bahkan membiayainya kursus Bahasa Inggris di Kediri selama enam bulan untuk mengasah kemampuan Ratna.

“Jadi sekarang di sini (yayasan), saya mengajar umum, baca Al Quran, dan Bahasa Inggris. Untuk tambahan, saya juga buat kelas les. Semuanya dilakukan pada hari biasa. Akhir pekan saya pakai untuk kuliah,” tuturnya.

Mengabdi, begitu Ratna menyebut apa yang tengah ia lakukan sekarang. Sambil terus berproses menggapai cita-cita, ia ingin bermanfaat bagi banyak orang.

Dari hasil jerih payahnya, saat ini Ratna sudah bisa membiayai adiknya sekolah, mencari nafkah untuk keluarga, membeli rumah, dan motor.

“Saya tanamkan kuat kuat. Sejak kecil, saya hidup dari orang lain. Kini saya juga mau menghidupkan orang lain. Dengan begitu saya bisa menjadi manfaat bagi banyak orang,” ujarnya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com