JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menjelaskan alasan peningkatan dan penurunan elektabilitas para pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2017 dalam survei teranyar Charta Politika pada 17-24 Januari 2017.
Menurut Yunarto, pasangan nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat berhasil rebound saat persidangan kasus dugaan penodaan agama yang sedang menjeratnya.
"Ketika sidang Ahok sudah dimulai, orang kemudian berspekulasi apakah sidang ini akan membuat Ahok rebound atau menjadi bumerang. Saya tidak bisa mengatakan itu faktor yang mendorong. Tapi pada saat sidang sudah berjalan, ternyata ketika diuji lebih lanjut, elektabilitas Ahok malah meningkat," kata Yunarto saat merilis hasil survei di Kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (1/2/2017).
Faktor lainnya yakni momentum debat. Ahok-Djarot dinilai responden paling unggul dalam debat dibandingkan dua pasangan calon penantangnya. Namun Ahok-Djarot dapat diimbangi oleh pasangan calon nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Ahok dianggap lebih unggul dari penguasaan materi, Anies dianggap berimbang dalam penguasaan program dengan Ahok," kata dia.
Yunarto menjelaskan alasan meningkatnya elektabilitas Anies-Sandi, meski tidak besar, adalah positioning baru yang dilakukan Anies-Sandi. Pasangan itu dinilai berhasil mengambil suara pemilih muslim. Mereka juga memiliki sikap yang tegas terhadap prostitusi dan reklamasi.
"Anies mendapatkan isu baru, positioning yang baru setelah dia datang ke Petamburan, setelah dia mengambil positioning terhadap pemilih pangsa pasar Islam. Dia berbicara mengenai akhlak yang sebelumnya tidak banyak dimunculkan," ucap Yunarto.
Yunarto menilai hal yang dilakukan Anies-Sandi tidak terlihat pada pasangan nomor pemilihan satu Agus Hatimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Yunarto menyebut Agus-Sylvi seolah tidak memiliki isu untuk meningkatkan elektabilitasnya. Itulah sebabnya elektabilitas Agus-Sylvi menurun.
"Jadi selama dua bulan terakhir, memang Agus ini seperti miskin isu. Agus kalau kita lihat dalam dua bulan terakhir tidak pernah berbicara dalam konteks program, bagaimana dia membedakan dirinya dengan Ahok," tutur dia.
Agus-Sylvi dinilai belum memiliki sikap yang tegas terkait prostitusi dan reklamasi yang sempat dibahas dalam debat pertama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.