JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga survei Charta Politika dan Poltracking Indonesia merilis hasil survei terbaru mereka pada Rabu (1/2/2017). Survei Charta Politika dilakukan pada 17-24 Januari 2017, sementara survei Poltracking pada 24-29 Januari 2017.
Meskipun periode survei dilakukan dalam waktu berdekatan dan dirilis dalam hari yang sama, hasil survei kedua lembaga tersebut menunjukkan perbedaan.
Pada survei Charta Politika, cagub-cawagub DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, memiliki elektabilitas 25,9 persen.
Kemudian, cagub-cawagub nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, memiliki elektabilitas 36,8 persen.
Calon nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, memiliki elektabilitas 27,0 persen. Sementara itu, responden yang belum menentukan pilihannya (undecided voters) sebanyak 10,3 persen.
"Ahok-Djarot di peringkat pertama, nomor dua ada Anies-Sandi, dan nomor tiga Agus-Sylvi. Selisih antara Anies dan Agus masih dalam margin of error, belum bisa disimpulkan siapa yang unggul," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, Rabu.
Adapun margin of error survei Charta Politika lebih kurang 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Artinya, elektabilitas Anies-Sandi berada di posisi pertama, Ahok-Djarot di posisi kedua, dan Agus-Sylvi di posisi ketiga. Sementara itu, yang belum menentukan pilihan sebanyak 12,62 persen.
Meskipun begitu, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha mengatakan, belum ada sepasang calon (paslon) yang bisa disebut unggul dalam survei tersebut.
"Antara calon nomor tiga dan dua ini rentan margin of error, tidak bisa disimpulkan siapa yang lebih unggul," ujar Hanta, Rabu.
Margin of error survei Poltracking lebih kurang 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Tren peningkatan dan penurunan elektabilitas
Charta Politika dan Poltracking sama-sama melihat tren elektabilitas ketiga pasang calon DKI ini. Meskipun hasil survei kedua lembaga tersebut berbeda, tren elektabilitas yang terlihat sama.
Trennya adalah, elektabilitas Agus-Sylvi menurun, sementara tren elektabilitas Ahok-Djarot dan Anies-Sandi sama-sama meningkat.
Bila dibandingkan dengan survei pada November 2016 yang dilakukan Charta Politika, elektabilitas Agus-Sylvi menurun dari 29,5 persen menjadi 25,9 persen.
Kemudian, elektabilitas Ahok-Djarot meningkat dari 28,9 persen menjadi 36,8 persen. Adapun elektabilitas Anies-Sandi sedikit meningkat dari 26,7 persen menjadi 27,0 persen.
Sementara itu, pada survei Poltracking, elektabilitas Agus-Sylvi menurun dari 30,25 persen dalam survei sebelumnya menjadi 25,75 persen dalam survei terbaru.
Elektabilitas Ahok-Djarot meningkat dari 28,88 persen menjadi 30,13 persen. Adapun elektabilitas Anies-Sandi meningkat dari 28,63 persen menjadi 31,50 persen.
Metode survei
Survei Charta Politika dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 767 responden di enam wilayah di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah multistage random sampling. Survei ini dibiayai dengan menggunakan dana internal Charta Politika.
Sementara itu, survei Poltracking menggunakan metode stratified multistage random sampling dan melibatkan 800 responden.