Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LKPI: Agus-Sylvi 26,8 Persen, Ahok-Djarot 25,8 Persen, Anies-Sandi 26,2 Persen

Kompas.com - 02/02/2017, 13:40 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei yang dilakukan Lembaga Konsultan Politik Indonesia (LKPI) memperlihatkan bahwa cagub-cawagub DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, memiliki elektabilitas 26,8 persen.

Kemudian, cagub-cawagub nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, memiliki elektabilitas 25,8 persen, dan pasangan nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, memiliki elektabilitas 26,2 persen.

Sementara itu, responden yang belum menentukan pilihannya (undecided voters) sebanyak 21,2 persen. Survei ini dilakukan pada 13-26 Januari 2017.

(Baca juga: Beda Hasil Elektabilitas Cagub-Cawagub DKI dari Dua Lembaga Survei)

Direktur Eksekutif LKPI Dendi Susianto mengatakan, belum ada pasangan calon yang dapat dikatakan unggul dibandingkan pasangan penantangnya karena selisih elektabilitas mereka masih dalam margin of error.

"Ini masih dalam margin of error sehingga pasangan yang di posisi nomor satu masih ada kemungkinan jadi nomor tiga, dan sebaliknya. Jadi semua masih banyak kemungkinan," ujar Dendi saat merilis hasil survei di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/2/2017).

Dendi menyampaikan, situasi di Jakarta berbeda dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia yang juga menyelenggarakan pilkada. Di Jakarta, pertarungan antarkandidat masih sangat kuat.

"Tidak ada yang sudah bisa duduk manis dengan situasi sekarang. Di beberapa daerah, banyak calon yang sudah bisa duduk manis dan yakin akan menang," kata dia.

Dengan tipisnya perbedaan elektabilitas, Dendi menyebut setiap pasangan calon harus bisa mempertahankan suara yang sudah mereka dapat.

Mereka juga harus menyiapkan strategi untuk meraih undecided voters yang dinilai masih tinggi.

Selain itu, kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi pada saat pemungutan suara juga harus diantisipasi oleh penyelenggara pemilu.

"Kalau ada kecurangan sedikit pun di TPS, itu bisa menentukan siapa yang menang. Itu yang sangat perlu diwaspadai," ucap Dendi.

(Baca juga: Survei: Agus Miskin Isu, Ahok "Rebound", Anies "Positioning" Baru)

Survei LKPI ini dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 600 responden di lima kota di Jakarta.

Dengan jumlah responden tersebut, pemilih di Kabupaten Kepulauan Seribu tidak terwakili dalam sampel karena jumlah pemilihnya terlalu kecil.

Metode penelitian yang digunakan yakni multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 3,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dibiayai menggunakan dana internal LKPI.

Kompas TV Perang Survei, Penyokong Calon? - AIMAN Episode 101 Bagian 5
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com