Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Sindiran dalam Kampanye Akbar Pilkada DKI

Kompas.com - 06/02/2017, 08:30 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya puja-puji yang dilontarkan kepada pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta Anies-Sandi saat menggelar kampanye akbar, Minggu (5/2/2017).

Pimpinan kedua partai pengusung mereka, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman masing-masing mempunyai sindiran sendiri bagi lawan Anies-Sandi.

Prabowo misalnya, sempat berkelakar dan meminta maaf atas keputusannya mengusung Jokowi-Ahok pada Pilkada 2012 silam. Ia menjamin dengan diusung Gerindra yang nasionalis dan PKS yang relijius, pasangan Anies-Sandi dipastikan pilihan yang tepat dan 'tidak macam-macam'.

"Tapi yang repot orang-orang yang enggak baca dan enggak sholat, enggak ngerti opo-opo bisanya caci maki. Oke jangan kita singgung-singgung, nanti dibilang macem-macem, peace, kalau kita damai harus coblos nomor 3, kita sudah cari dan teliti, ini putra bangsa terbaik," ujar Prabowo di Lapangan Banteng, Minggu.

Akhlak dan kesantunan menjadi poin penting dalam kampanye Prabowo terhadap Anies. Menurut Prabowo, rakyat Indonesia sudah lama terinjak-injak dan kini berhak mendapat pemimpin yang jujur, berakhlak, dan rendah hati.

"Jangan beli kucing dalam karung, harus diuji, kalau dari akhlak, kami jamin deh, dari keimanan, Sandi ganteng, oke kan? Tutur katanya sopan, pernah lu denger Anies-Sandi caci maki?" kata Prabowo.

Sohibul Iman juga sempat menyinggung Ahok dalam pidato singkatnya yang disampaikan setelah pidato Prabowo. Sohibul menyebut gubernur petahana, Ahok, telah merobek tenun kebangsaan.

"Jakarta punya potensi yang besar dan juga modal sosial yang luar biasa, tidak ada alasan untuk Jakarta tidak maju, hanya saja DKI dipimpin oleh orang yang justru merobek-merobek tenun kebangsaan kita," ujar Sohibul. (Baca: Prabowo Minta Pendukung Anies-Sandi Jangan "Lugu")

Kritik Sohibul itu berkaitan dengan kasus dugaan penodaan agama. Dalam kasus tersebut, Ahok menjadi terdakwa dan proses persidangannya masih berlangsung.

Di sisi lain, Sohibul menilai Ahok memberi kontribusi terhadap pembangunan fisik Jakarta. Namun dia menilai hal itu belum cukup dan meminta warga Jakarta membangkitkan rasa memiliki Ibu Kota, bahu-membahu membangun Jakarta, dan menjaga rasa saling percaya.

"Kita sesungguhnya dengan pihak manapun asal dia adalah warga Jakarta, jangan hina orang lain, perbedaan politik, suku, agama, Insya Allah Jakarta ke depan akan jadi Jakarta yang maju kotanya," ujar Sohibul.

Sehari sebelum kampanye akbar Anies-Sandi, Sabtu (/2/2017), pasangan nomor dua, Ahok-Djarot juga menggelar kampanye akbar berbentuk konser musik. Dalam konser tersebut, pantun Butet Kartaradjasa yang sarat sindiran juga menuai riuh dari para pendukung Ahok-Djarot.

"Jaka sembung makan mangga gadung, waspadalah kalau Jakarta mendung, karena otak enggak nyambung berfantasilah Jakarta jadi kota terapung," ujar Butet di Ex-Driving Range Golf, Senayan Lantunan pantun yang dibacakan Butet, semuanya bertema tentang DKI Jakarta.

Selain itu, isi pantun tersebut juga berisi dukungan kepada Ahok dan Djarot.

"Menguras banjir janganlah memakai panci, mengurus banjir jangan hanya dengan fantasi. Yang lain baru sebatas janji, Ahok dan Djarot sudah terbukti," ucap Butet. (Baca: Di Konser "Gue 2" Butet Kertaradjasa Lantunkan Pantun Sindiran)

"Prajurit mengundurkan diri namanya disersi, harusnya didenda karena yang mengongkosi negara. Dilengser dari menteri banting setir ngejar ambisi, jadi kutu loncat tak mengapa asalkan bisa berkuasa," ujar Butet.

Pemilihan kepala daerah Jakarta akan digelar kurang dari 10 hari lagi, Rabu (15/2/2017). Sebelum masa tenang, ketiga pasangan calon akan kembali menggelar kampanye akbar.

Kompas TV Anies-Sandi Gelar Kampanye Akbar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com