JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat perkotaan, Yayat Supriyatna, menilai kemacetan lalu lintas di Jakarta menyebabkan perjalanan warga dari pinggiran Jakarta menuju tempat kerja di pusat kota Jakarta menjadi tidak efektif dan efisien.
Berdasarkan data yang diperolehnya dari Badan Pusat Statistik (BPS), Yayat menyebut saat ini warga Jabodetabek bisa meninggalkan rumah 14-16 jam dalam sehari.
Menurut Yayat, lamanya durasi meninggalkan rumah tak lepas dari lamanya waktu perjalanan menuju lokasi kerja, terutama dari daerah penyangga ke pusat kota Jakarta.
"Kami tinggal di Jabotabek cukup mederita. Dari data BPS rata-rata kami meninggalkan rumah 14-16 jam. Jadi kalau berangkat jam 05.00 sampai di rumah jam 20.00," kata Yayat dalam diskusi "Angkutan Permukiman Solusi Mengurai Kemacetan" di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/2/2017).
(Baca: Masyarakat Dinilai Sangat Terbebani Tingginya Biaya Transportasi)
Yayat menilai idealnya jarak dari tempat tinggal ke tempat kerja adalah sekitar 1 jam. Namun Dia menyebut kondisi tersebut sulit terealisasi karena mahalnya harga tanah di Jakarta.
"Fakta menunjukkan mencari lokasi yang murah untuk pembangunan perumahan sulit di Jakarta. Di Sudirman-Thamrin saja harga tanahnya sudah Rp 100 juta per meter," ujar Yayat.
Karena itu, Yayat menilai sudah saatnya ada layanan transportasi yang mampu memangkas waktu perjalanan dan tidak menghabiskan banyak biaya.
"Jadi harus ada sistem yang bisa membuat biaya transportasi tidak menjadi beban," ujar Yayat.
(Baca: BPTJ: Hanya 15 Persen Pengguna Transportasi Umum di Jabodetabek)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.